Menu

Kacau, Alat Rapid Tes Buatan China Bisa Bikin Orang Negatif Jadi Positif Corona

Riko 7 May 2020, 11:07
Ilustrasi/int
Ilustrasi/int

RIAU24.COM -  Kejadian mengejutkan serta menghebohkan terjadi ketika ratusan orang di Bali dinyatakan positif corona usai dilakukan rapid test reaktif, namun kemudian terbantahkan dengan hasil tes swab PCR yang valid. 

Warga di dusun yakni Banjar Serokadan di Desa Abuan, Bangli, Bali yang menguji cepat warganya. Keluar hasil rapid test 443 orang positif. Alhasil, Pemprov Bali segera melakukan isolasi satu dusun yang satu dusun itu ada 1.210 orang. 

Namun setelah diuji ulang dengan tes PCR, 275 orang malah dinyatakan negatif. Sementara hasil untuk 139 orang lain masih ditunggu hasil swab-nya. 

Belakangan diketahui warga Desa Abuan dites dengan alat rapid test bermerek VivaDiag. Alat tes itu merupakan buatan Tiongkok yang diimpor PT Kirana Jaya Lestari.

Kepala Dinas Kesehatan Bali Ketut Suarjaya menerangkan bahwa pihaknya memberi alat rapid test Corona COVID-19 tersebut. Bahkan ada 4.000 unit. Namun setelah hasil kontroversi di Banjar Serokadan, alat tes itu untuk sementara tak lagi digunakan. Alat Vivadiag menurut dia tengah diperiksa oleh Kementerian Kesehatan.

"Sementara ini rapid test tersebut kami tarik dan diganti dengan yang lain," kata Suarjaya mengutip dari Viva. Kamis 7 Mei 2020.

Dijelaskannya bahwa adanya perbedaan hasil tes cepat itu akan ditunjukkan dari pemeriksaan yang dilakukan Kemenkes. Menurut dia, merek VivaDiag sendiri ada dalam daftar yang dicantumkan resmi oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Belakangan muncul bantahan soal alat tes itu tercantum resmi.

Secara terpisah, Kepala BPBD Provinsi Bali Made Rentin mengatakan kasus ini masih dalam penelurusan mereka. Namun dibenarkan bahwa VivaDiag untuk sementara ini tak lagi digunakan.