Menu

Airy Tutup Operasional di Indonesia 31 Mei Gara-gara Pandemi Virus Corona

Riki Ariyanto 8 May 2020, 10:45
Pihak Airy mengatakan pandemi virus corona atau Covid-19 yang mengancam hampir semua sektor bisnis pariwisata (foto/int)
Pihak Airy mengatakan pandemi virus corona atau Covid-19 yang mengancam hampir semua sektor bisnis pariwisata (foto/int)

RIAU24.COM - Kamis 8 Mei 2020, Kabar mengejutkan Airy, agregator layanan akomodasi dan wisata disebut menghentikan operasinya di Indonesia mulan 31 Mei 2020. Pihak Airy mengatakan pandemi virus corona atau Covid-19 yang mengancam hampir semua sektor bisnis pariwisata.

Dilansir dari Republika, dalam email kepada mitra propertinya, dikutip dari Tech in Asia, Jumat (8/5), Airy menyebut bakal mengakhiri perjanjian dengan mitranya. "Kami telah melakukan upaya terbaik kami mengatasi dampak dari bencana (internasional) ini. Namun, mengingat penurunan teknis yang signifikan dan pengurangan sumber daya manusia yang kami miliki saat ini, kami telah memutuskan menghentikan (kegiatan) bisnis kami secara permanen," sebut pihak Airy itu dalam email.

zxc1

"Karena alasan ini, setelah 31 Mei 2020, kami tidak dapat menyediakan layanan (lagi) untuk semua mitra kami,” kata Airy.

Pihak Antara sudah menghubungi Airy untuk mengkonfirmasi kabar itu, hanya saja juru bicara perusahaan tidak dapat memberikan informasi lebih lanjut tentang hal ini.

Namun dalam wawancara dengan Tech in Asia pada Maret, CEO Airy Louis Alfonso Kodoatie menyebut perusahaan melakukan perubahan strategi untuk mengurangi dampak Covid-19. "Kami optimistis pandemi akan segera teratasi dan industri perjalanan dapat pulih. Dengan teknologi dan kualitas layanan yang tepat, kami yakin Airy dapat bangkit kembali lebih cepat dan memulihkan bisnis kami seperti sebelumnya," sebut Kodoatie ketika itu.

zxc2

Tetapi, April lalu, dikabarkan startup itu memberhentikan sekitar 70 persen dari stafnya. Sebagai informasi, Airy didirikan pada 2015 dengan jaringan 2.000 properti dengan lebih dari 30 ribu kamar. Airy termasuk mitra strategis unicorn layanan penyedia akomodasi Traveloka.

Memang Industri perjalanan dan perhotelan terpukul dan tengah bertahan sejak pandemi Covid-19. Membuat pemerintah mengeluarkan larangan berpergian di seluruh dunia untuk memutus rantai penyebaran virus corona.

OYO yang didukung SoftBank dilaporkan alami penurunan 50 hingga 60 persen pendapatan. Lalu RedDoorz yang berbasis di Singapura telah memberhentikan kurang dari 10 persen dari seluruh tenaga kerjanya.