Untuk Anak Jalanan di Indonesia, Virus Corona Berarti Lebih Banyak Bahaya
“Sebelum coronavirus, jumlah kasus pelecehan terhadap anak sudah tinggi. Tapi situasinya sekarang menjadi lebih buruk ... ada lebih banyak kesempatan untuk pelecehan terjadi, "kata Merdeka.
"Anak-anak di Indonesia rentan terhadap kekerasan, pelecehan dan perdagangan manusia ... perbudakan seks di bawah umur juga merupakan masalah ... bahkan balita telah menjadi korban."
Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah kasus pelecehan anak di seluruh negeri telah memicu seruan untuk melindungi anak-anak yang rentan dengan lebih baik.
Akhir bulan lalu, seorang warga negara Perancis ditangkap karena diduga menyalahgunakan 305 anak di bawah umur di Jakarta. Sebagian besar korban adalah anak-anak jalanan, yang ia bujuk ke kamar hotelnya dengan berpura-pura menjadi seorang fotografer. Terdakwa meninggal karena bunuh diri di sel penjaranya.
Dalam insiden terpisah, di Kalimantan Tengah, polisi menangkap seorang kepala desa dan dua pejabat desa karena dugaan pemerkosaan terhadap seorang gadis berusia 17 tahun. Di Depok, seorang penjaga gereja dituduh menganiaya lebih dari 20 anak laki-laki. Pada minggu yang sama, polisi menangkap seorang pria berusia 54 tahun atas tuduhan pemerkosaan seorang gadis remaja. Dia sudah diperkosa oleh paman dan sepupunya.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang menghadapi peningkatan kasus kekerasan seksual terhadap anak-anak. Pada bulan Maret, ketika banyak negara mulai menerapkan pembatasan COVID-19, Dana Darurat Anak Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) memperingatkan bahwa ratusan juta anak akan menghadapi ancaman terhadap keselamatan mereka, termasuk kekerasan seksual.