Menu

Penjaga Kebun Binatang Bandung Ini Berbagi Kisah Dalam Beternak Merak Hijau

Devi 11 Oct 2020, 05:29
Penjaga Kebun Binatang Bandung Ini Berbagi Kisah Dalam Beternak Merak Hijau
Penjaga Kebun Binatang Bandung Ini Berbagi Kisah Dalam Beternak Merak Hijau

RIAU24.COM -  Peternak satwa di Kebun Binatang Bandung, Jawa Barat mengungkapkan, penangkaran merak hijau, spesies yang masuk dalam daftar terancam punah dalam Daftar Merah International Union for Conservation of Nature (IUCN), bukanlah perkara mudah karena sifatnya yang rapuh.

Gilang Ihsan, yang telah bekerja di taman selama setahun untuk merawat burung mengatakan hanya sebagian kecil telur merak yang diproduksi di kebun binatang yang akan menetas menjadi anak merak, meskipun diawasi dengan cermat selama inkubasi. Baru-baru ini, hanya dua dari total 14 telur yang diinkubasi sejak Agustus yang berhasil menetas — menjadikan koleksi burung merak di kebun binatang menjadi 23.

Delapan telur gagal keluar dari cangkangnya, sedangkan empat sisanya masih dalam proses inkubasi. “Suhu inkubator harus dijaga 37 derajat Celcius, kelembabannya harus sekitar 60 persen,” kata Gilang, Minggu. Semoga empat sisanya akan menetas juga.

Kurator burung Kebun Binatang Bandung Panji Ahmad Fauzan mengatakan membiakkan spesies yang terancam punah itu menantang karena merak dewasa pun bisa tiba-tiba mati tanpa alasan yang jelas. Tarifnya bisa mencapai 50 persen, katanya, seraya menambahkan bahwa manajemen kebun binatang telah melakukan evaluasi rutin untuk memastikan kesejahteraan burung.

Merak hijau adalah spesies asli hutan tropis Asia Tenggara. Benteng terakhir untuk spesies ini terletak di Thailand, Vietnam, dan pulau Jawa di Indonesia, dengan populasi yang tersisa diperkirakan berkisar antara 5.000 dan 10.000. Burung merak jantan, atau burung merak, dikenal dengan bulu ekornya yang indah yang membentuk bentuk bulat besar saat dibesarkan, melambangkan otoritas mereka atas wilayah tertentu.