Menu

Hati-Hati Jika Anak Anda Sering Mendengkur, Bahaya Kesehatan Ini yang Tengah Mengintainya...

Devi 11 Oct 2020, 07:47
Hati-Hati Jika Anak Anda Sering Mendengkur, Bahaya Kesehatan Ini yang Tengah Mengintainya...
Hati-Hati Jika Anak Anda Sering Mendengkur, Bahaya Kesehatan Ini yang Tengah Mengintainya...

RIAU24.COM -  BANYAK orang mengira bahwa anak-anak yang mendengkur saat tidur disebabkan karena mereka bisa tidur nyenyak setelah seharian beraktivitas. Faktanya, beberapa orang tua merasa keadaan anaknya normal dan tidak mengkhawatirkan hal tersebut,  namun kenyataannya kebiasaan mendengkur pada anak tidak normal.

Faktanya, penelitian menunjukkan bahwa masalah mendengkur yang terjadi pada 12 persen anak-anak di seluruh dunia antara usia satu hingga sembilan tahun dapat mengganggu perilaku mereka.

Dokter Spesialis Anak Pernapasan, Sunway Medical Center, Dr. Norzila Mohamed Zainudin menuturkan, masalah tersebut bisa terjadi karena beberapa faktor, yakni keadaan saluran udara yang menyempit saat tidur.

"Anak-anak mendengkur tidak normal… Jangan anggap itu normal. Ini mungkin terjadi karena sleep apnea yang dapat mempengaruhi tidak hanya kesehatan tetapi juga proses pertumbuhan. Saluran pernapasan manusia memang akan menyempit saat tidur dan itu normal selama tidak mengganggu tidur. Namun, penyempitan yang signifikan bisa menyebabkan sleep apnea. Makanya anak akan mendengkur, megap-megap saat tidur dan berhenti bernapas," katanya.

Biasanya Dr. Norzila, anak akan dibangunkan dari tidur ketika terjadi penyempitan ekstrim yang menyebabkan kadar oksigen mulai turun karena udara tidak bisa masuk.

“Kemoreseptor atau sel stimulus mendeteksi penurunan kadar oksigen dalam darah tubuh. Hal ini menyebabkan anak terbangun untuk bernafas dan kemudian kadar oksigen akan kembali normal.

“Dalam beberapa kasus, beberapa di antaranya akan terbangun berkali-kali akibat penurunan kadar oksigen dalam darah tubuh. Hal ini menyebabkan tidur anak terganggu dan menyebabkan mereka merasa mengantuk di pagi hari dan tidak puas dengan tidur,” terangnya.

Sementara itu, Dr. Norzila menjelaskan, penyebab anak tidur mendengkur disebabkan tiga hal yaitu amandel dan kelenjar gondok membengkak sehingga mereka kesulitan bernapas melalui hidung. Masalah tidur mendengkur yang menjadi penyebab umum serta pembentukan wajah kecil sejak lahir akan menyebabkan saluran udara mereka menjadi lebih kecil.

Biasanya formasi wajah yang tidak rata dan kecil ini bisa kita lihat pada anak-anak Down Syndrome. Wajah kecil mereka di dagu atau rahang atas menyebabkan ruang rongga pernafasan bagian atas menyempit. Sehingga, mereka akan mendengkur dan mengalami sleep apnea.

Obesitas juga menjadi penyebab sleep apnea di mana jaringan lemak menyempitkan saluran udara. Getaran pada jaringan juga akan menyebabkan anak mendengkur.

Jelas Dr. Norzila, masalah mendengkur pada anak sebaiknya tidak dibiarkan karena akan menyebabkan mereka merasa lelah dan lesu akibat sering terbangun. “Hal ini menyebabkan kemampuan kognitif mereka terpengaruh juga dan bisa menyebabkan mereka menjadi lemah dalam pembelajaran,” ujarnya.

“Para orang tua harus mewaspadai pada usia dini ini ketika kurang tidur mereka mengalami kesulitan berkonsentrasi dan dapat berubah menjadi hiperkatif untuk melawan rasa kantuk sekaligus mudah tersinggung.

Dr. Norzila menjelaskan, jika mendengkur terjadi karena masalah amandel dan adenoid yang besar, dapat diatasi dengan menghilangkan jaringan adenoid dan tonsil melalui operasi.

Biasanya masalah sleep apnea sembuh setelah operasi. Namun, dalam kasus yang disebabkan oleh obesitas atau kelainan wajah kranial, pasien memerlukan perawatan Continuous Positive Airway Pressure (CPAP). Mesin ini bekerja dimana memberikan tekanan positif selama tidur. Tekanan akan membuka saluran udara dan mencegah saluran udara menyempit atau 'runtuh'.

Namun, kata dia, orang tua harus memperhatikan anaknya jika melihat perubahan abnormal pada anaknya. “Kalau melihat anak mendengkur tidak berhenti dan berulang, jangan dikira itu normal tapi segera periksakan diri karena bisa berisiko bagi kesehatan fisik dan mental,” ujarnya.