Menu

Pengamat Pariwisata Riau Dukung Pemerintah Tutup Penerbangan Menuju Indonesia

Riki Ariyanto 2 Jan 2021, 23:32
Pengamat Pariwisata Riau Dukung Pemerintah Tutup Penerbangan Menuju Indonesia (foto/int)
Pengamat Pariwisata Riau Dukung Pemerintah Tutup Penerbangan Menuju Indonesia (foto/int)

RIAU24.COM - Pemerintah telah menutup penerbangan menuju Indonesia selama dua pekan (1-14 Januari 2021). Hal itu dilakukan tak lepas agar bisa menekan laju tingkat kasus positif COVID-19 di Indonesia.


Menurut Pengamat Pariwisata Riau, Dede Firmansyah yang dilakukan pemerintahan Presiden Jokowi sudah tepat. "Apalagi kebijakan yang sama juga dilakukan oleh negara-negara lain karena ada Virus COVID varian baru  yang menurut penelitian virus tersebut lebih cepat penyebarannya," sebut Dede, Sabtu (2/1/2021).

Dede menyebut nyawa manusia lebih utama, walau memang secara ekonomi kebijakan tersebut sangat berdampak kepada Sektor Pariwisata seluruh Indonesia.

Hanya saja tidak ada pilihan lain, sehingga langkah tersebut sudah tepat untuk menekan eprtambahan Kasus Positif COVID-19 di Indonesia. "Negara Indonesia dengan  jumlah penduduknya mencapai 267 juta jiwa lebih itu, sangat potensial  mengembangkan pariwisata antar Pulau, lebih optimal lagi  seperti potensi 5 pulau besar di Indonesia," sebut Dede yang juga  Wakil Ketua Umum KADIN RIAU Bidang Industri Olahraga.

Jika dapat dioptimalkan, bisa membuat arus kunjungan wisatawan antar Pulau tersebut, misalnya wisatawan dari Sumatera ke Kalimantan atau ke Sulawesi, atau sebaliknya, bisa juga yang dari Sulawesi ke Papua atau sebaliknya, dari Jawa ke Kalimantan dan Sulawesi atau sebaliknya.

"Namun demikian bersamaan dengan upaya mengoptimalkan  arus kunjungan tersebut seluruh pihak harus  tetap disiplin menerapkan  pada protokol kesehatan," kata Dede yang pernah menjabat Ketua Asita Riau.

Karena kalau lengah menerapkan protokol kesehatan, maka penyebaran  virus mematikan itu makin besar,  terbukti pada  Oktober 2020 saja saat libur 2-3 hari  kasus positif  COVID-19 meledak hingga mencapai 8.000-an kasus.