Khoirul Umum Sebut PDIP Masih Dendam Pada Kekalahan Megawati di Pilpres Dengan Partai SBY
RIAU24.COM - Direktur Eksekutif Indostrategic, A. Khoirul Umam menilai jika sikap politik PDI Perjuangan yang enggan berkoalisi dengan Partai Demokrat pada pemilu 2024 sama sekali tidak ideologis, melainkan didorong oleh dendam politik masa lalu.
Untuk diketahui, dalam pemilihan presiden di tahun 2004 dan 2009, pendiri Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dengan mudah mengalahkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Disadur dari Rmol.id, Khoirul Umam menjelaskan jika alasan perbedaan ideologis hanya dapat diterima apabila PDIP membandingkan dirinya dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dia menilai, ideologi PKS yang kini dipimpin Ahmad Saikhu jelas berbeda dengan ideologi PDIP. "Sementara bila dilihat dari cara pandang kebangsaan dan warna politik, PDIP dan Partai Demokrat cenderung sama," ucapnya.
Khoirul menilai, pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang mengatakan PDIP tidak akan bisa berkoalisi dengan Partai Demokrat mengindikasikan jika model politik yang dikembangkan partai banteng itu masih dilandaskan pada sentimen emosional.
Keengganan berkoalisi dengan Partai Demokrat erat kaitannya dengan pertarungan politik di masa lalu.
"Sikap antipati PDIP yang ditunjukan Hasto, jelas hanya berbasis dendam politik lama karena SBY mengalahkan Megawati di Pilpres 2004 dan 2009," tandasnya.