Menu

Kasus Korban Bullying Yang Akhirnya Balas Dendam, Tembaki Seisi Sekolah

Rizka 2 Jun 2021, 11:46
google
google

RIAU24.COM -  TJ Lane, seorang pelajar di jatuhi hukuman seumur hidup karena melakukan penembakan di sekolahnya sendiri. Pada tahun 2012, ia menembak kearah kerumunan kearah siswa yang tengah berkumpul di kantin.

Diketahui TJ Lane merupakan korban bullying di sekolah. Teman-temannya kerap menyebutnya sebagai “anak buangan”.

TJ Lane yang selama ini dikenal pendiam mendadak berubah sikap saat di persidangan. Dia sengaja memakai kaos bertuliskan KILLER, bahkan mengacungkan jari tengah pada orangtua korban.

Sebelumnya, ada murid yang menyebutkan jika Lane sempat menulis di akun Twitter-nya bahwa dia akan membawa senjata ke sekolah. Namun sayangnya, tidak ada yang menganggap serius pernyataan ABG tersebut.

Hingga terjadilah peristiwa mengerikan di SMA Chardon tersebut. Lane yang membawa pistol kaliber 22 ini, menembaki segerombolan siswa yang ada di kafetaria.

Sejumlah siswa yang berhasil selamat, menuturkan bahwa Lane terlihat tenang dan tak berkata sepatah katapun ketika melepaskan tembakan ke teman-temannya. Akibat perbuatannya ini, 3 siswa laki-laki tewas dan sejumlah siswa lainnya mengalami luka-luka.

Polisi pun berusaha untuk mendalami pikiran Lane demi mengetahui motif perbuatannya tersebut. Namun laporan soal kepribadian Lane justru membingungkan. Sebabnya, sejumlah siswa yang dimintai keterangan memberikan gambaran berbeda soal karakter Lane di sekolah. Ada yang menyebutnya penyendiri, ada yang menyebutnya korban bullying dan ada yang menyebutnya sering bergaya 'gothic' di sekolah.

Lane sempat menuliskan pernyataan aneh pada akun Facebook-nya. Jika dibaca, tulisannya tersebut memang cukup menggambarkan rasa kesepian dan juga kemarahan dirinya yang sepertinya terpendam.

Di bagian awal Lane menulis: “Di suatu waktu yang jauh dari masa pertobatan, Renaissance. Di sebuah kota tua yang sepi, duduk seorang pria dengan cemberut. Tanpa pekerjaan. Tidak ada keluarga. Tanpa mahkota. Keberuntungannya telah habis. Tersesat dan sendirian”.

Pesan yang ditulis Lane lebih menyerupai sebuah kisah, namun tersirat sejumlah kalimat yang melukiskan kemarahannya. Dan bagian yang paling mengerikan ada di kalimat terakhir.

“Sekarang! Rasakan kematian, bukan hanya mengejekmu. Bukan hanya menguntitmu tapi di dalam dirimu. Menggeliat dan menggeliat. Rasakan menjadi lebih kecil di bawah kebesaranku. Matilah, kalian semua,”

Merujuk pada pesan tersebut, polisi pun berusaha mencari bukti-bukti lain berupa catatan dan lainnya di rumah Lane.