RIAU24.COM -  Damar Juniarto, Direktur Eksekutif Southheast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet), mengecam langkah Rektorat UI yang memanggil pengurus BEM UI.

Pemanggilan ini buntut unggahan "Jokowi: The King of Lip Service" melalui akun instagram BEM UI, @bem_official, Sabtu (26/6).

Tak cukup dengan pemanggilan saja, Damar Juniarto mengatakan akibat julukan ini ada 4 BEM UI diganggu dengan serangan digital dalam waktu berdekatan.

Hal ini diungkapkan Damar Juniarto melalui cuitan akun Twitter pribadinya @DamarJulianto, Senin (28/6).

"Ternyata tidak cukup dengan merendahkan dan memanggil BEM UI. Kami baru saja dapat laporan 4 anggota BEM UI diganggu dengan serangan digital dalam waktu berdekatan. Terkutuk betul pelakunya!," ungkap Damar 

Menurut Damar Juniarto, cara-cara teror ini merupakan bagian tak terpisahkan dari reprsesi digital yang marak terjadi.

"Cara2 teror digital semacam ini merupakan bagian tak terpisahkan dari represi digital yang marak terjadi. Teror ini semakin memperkeruh dan memperburuk iklim demokrasi," lanjutnya.

Bahkan Damar Juniarto mengajak warganet agar tidak terus-menerus membiarka teror seperti ini terjadi.

"Kita tidak bisa terus-menerus membiarkan teror seperti ini terjadi, apalagi dianggap normal," tegasnya.

BEM UI mempublikasikan postingan berjudul "Jokowi: The King of Lip Service". Dalam foto, Jokowi terlihat tengah mengenakan sebuah mahkota.

Dalam unggahan tersebut, BEM UI mengkritik Presiden Joko Widodo yang kerap kali mengobral janji.

Selain itu, unggahan itu juga menyindir berbedanya antara janji dan keputusan yang diambil Jokowi. Mulai terkait rindu demo, revisi UU ITE, penguatan KPK, dan rentetan janji lainnya.

Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi (KIP) UI, Amelita Lusia menyebut cara penyampaian yang dilakukan BEM UI kurang tepat.

Hal ini dianggap telah melanggar beberapa peraturan yang ada