Nasib Angkot di Kota Pekanbaru, Tergerus Oleh Teknologi dan Semakin Terpinggirkan
Kehadiran busway di Kota Pekanbaru pun jadi salah satu penyebab angkot kian hilang peminat. Fasilitas didalam busway seperti AC, reclining seat, jarak yang ditempuh dapat dinikmati penumpang karena transportasi yang nyaman.
Pelan tapi pasti, minat masyarakat Pekanbaru untuk menggunakan angkot kian merosot, dimana era transportasi berbasis online mulai berkibar. Sebut saja Gojek, Grab, Maxim dan beberapa transportasi berbasis onlinenya, membuat para peminat angkot semakin ambyar.
Hanya dengan bermodalkan aplikasi dan kuota, transportasi online ini siap dipesan setiap saat, kapanpun dibutuhkan. Pelayanan yang sigap untuk menjemput dan mengantar konsumen langsung ke depan pintu rumah mereka, membuat angkot kian terpinggirkan. Ditambah lagi dengan datangnya pandemi corona, membuat banyak aktivitas dan mobilitas warga terganggu karena diberlakukan PPKM. Tak ayal, angkot pun kian semakin terpuruk.
Kalau dulu, menjadi supir angkot bisa jadi pekerjaan yang mumpuni, kini bagi kebanyakan pengemudi angkot, bisa membawa pulang ke rumah Rp 50.000 saja per hari sekarang ini adalah sebuah kemewahan.
Memang, memilih yang terbaik adalah hak setiap warga.