Menu

Ketika Media Asing Soroti Kebakaran Lapas di Tangerang, 2 WNA Ikut Tewas Terpanggang

Devi 8 Sep 2021, 18:16
Foto : Poskota.com
Foto : Poskota.com

RIAU24.COM -  Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas 1 Tangerang terbakar pada Rabu (8/9/2021). Kebakaran terjadi di Blok C sekira pukul 1.00 WIB, dini hari. Blok tersebut diisi oleh narapidana yang terjerat kasus penyalahgunaan narkoba. Dalam insiden kebakaran Lembaga Permasyarakatan Tangerang, diketahui 41 narapidana menjadi korban.

Dari puluhan korban yang meninggal, diketahui ada satu narapidana kasus terorisme Poso yang turut tewas karena kebakaran tersebut. Selain itu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly mengonfirmasi ada  2 WNA yang juga ikut menjadi korban tewas. Menurut keterangan Yasonna, dari 41 orang korban jiwa salah satunya ada adalah warga binaan kasus terorisme, satu tindak pidana pembunuhan dan lainnya kasus narkoba.

wik1

“Dua di antara korban meninggal merupakan warga negara asing dari Afrika Selatan dan Portugal," pungkas Yasonna.

Yasonna terus memberikan perintah kepada jajarannya agar saat ini bisa fokus dalam melakukan evakuasi serta pemulihan dari para napi yang menjadi korban kebakaran. Terkait insiden tersebut, media asing, Reuters, ikut menyoroti kondisi penjara yang over kapasitas.

Lapas Kelas 1 Tangerang kabarnya sudah melebihi kapasitas, karena telah dihuni oleh lebih dari 2.000 narapidana. Jauh melebihi kapasitas maksimum yakni 600 narapidana. Kepala Kanwil Kemenkumham Banten Agus Toyib menyatakan, sebagian besar korban tewas dan korban luka adalah kasus narkoba. Karena 70 persen penghuni blok C adalah napi kasus narkoba.

"Saat kebakaran petugas sudah mencoba menyelamatkan para napi dengan membuka kunci pintu ruang napi. Namun pintu berhasil dibuka saat api sudah membesar dan tidak bisa semua napi keluar disaat bersamaan," kata Agus.

Saat ini, napi yang selamat dari kebakaran dipindahkan ke blok lain. Agus bercerita, aktivitas napi sebelum kebakaran terjadi normal seperti biasa hingga kebakaran terjadi yang diduga akibat korsleting listrik. "Petugas yang berjaga saat itu memang hanya beberapa orang," ujar Agus.

Agus mengakui, lapas tidak mempunyai hydrant tapi ada beberapa alat pemadam kebakatan. "Ini jadi bahan evaluasi kami. Memang bangunan ini sudah tua sejak 1972. Tadi kami dengan wali kota Tangerang sudah berkoordinasi unutk menyediakan lebih banyak alat pemadam dan hydrant," jelasnya.

Sementara, sebanyak 14 jenazah narapidana (napi) korban kebakaran di Lapas Kelas 1 Tangerang yang dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sitanala, Tangerang, sudah dibawa keluar. Yang dibawa ke RS itu adalah korban meninggal. Humas RS Sitanala, Mutakin mengatakan ke-14 jenazah napi tersebut tiba di RS sekitar pukul setengah 7 pagi. Diketahui, 14 jenazah napi tersebut tiba di RD Sitanala hanya transit. Sebab pihak RS juga sudah diwanti-wanti bahwa jenazah akan dilakukan otopsi.

Sehingga pihak RS juga tidak berani melakukan tindakan lebih jauh kepada jenazah.

"Transit aja sih mereka datang sudah dengan kantong jenazah," jelasnya.

Dikatakan Mutakin, jenazah kemudian dibawa ke RSUD Kabupaten Tangerang dan selanjutkan akan di bawa ke RS Polri.