Menu

Sate Gagak, Pesugihan Tanpa Tumbal Namun Prosesnya Bisa Bikin Mati Berdiri

Devi 8 Feb 2022, 09:35
Foto : Internet
Foto : Internet

RIAU24.COM -  Hidup di tengah kesulitan ekonomi, apalagi di masa sekarang ini, kadang membuat seseorang tak lagi berpikir panjang. Segala cara pun dilakukan agar bisa mendapatkan uang dengan cepat dan banyak. Tak hanya diwujudkan dengan berbuat nekat seperti mencuri, hal-hal mengerikan macam ritual pesugihan pun akhirnya dicoba.

Tentang pesugihan, di Indonesia sendiri dikatakan cukup banyak jenisnya. Termasuk salah satunya yang lumayan populer di telinga yakni sate gagak. Pesugihan satu ini disebut yang paling mudah atau ringan karena tidak perlu menumbalkan sesuatu. Tapi, dalam prosesinya sangat menguji mental. Kalau tidak kuat amat berbahaya katanya. Lalu seperti apa prosesnya? Simak ulasan menariknya berikut seperti dilansir dari Boombastis.

Tentang pesugihan sate gagak

Tidak seperti pesugihan pada umumnya di mana seseorang memberikan sesuatu kepada makhluk gaib, lelaku satu ini sifatnya transaksional. Jadi, orang yang menjalankan ritual ini menjual sesuatu kepada si makhluk gaib. Barang dagangannya sendiri tentu saja si sate gagak. Nantinya dari pihak penjual akan menyebut harga yang harus dibayar si pembeli. Oh iya peminat utama dari sate gagak ini tidak lain adalah Genderuwo.

Hal-hal yang perlu dipersiapkan tidak susah

Pesugihan satu ini bisa dibilang relatif mudah persiapannya. Hal yang wajib ada tentu sate gagak, kemudian pelaku juga harus mempersiapkan tungku pembakaran, dupa, serta bunga-bungaan. Tempatnya sendiri adalah lokasi yang disinyalir jadi rumah-rumah Genderuwo. Bisa pantai, hutan, atau kuburan. Hal terpenting lainnya adalah lokasinya harus jauh dari aktivitas orang, karena pelaku akan melakukan hal yang sangat memalukan.

Melewati fase menjual sate yang menakutkan

Proses memulai ritual ini adalah dengan mengunjungi tempat yang sudah dipastikan pada tengah malam. Lalu pelaku akan mulai memproses sate gagaknya, mulai dari menyembelih hingga memotong dagingnya untuk dijadikan sate. Kemudian dilanjutkan dengan menyiapkan pembakarannya. Setelah sate yang dibakar mulai mengeluarkan asap mengepul dimulailah tantangan sebenarnya.

Setelah sate siap dijajakan, pelaku dikatakan harus telanjang bulat. Tantangan selanjutnya adalah pelaku harus menjajakan satenya tersebut layaknya penjual sungguhan. Tak lama kemudian biasanya akan mulai muncul bebauan yang sangat menyengat, diiringi sosok tinggi besar dan berbulu. Biasanya mereka juga tidak datang sendirian. Inilah target pelanggannya.

Dalam fase ini penjual harus menyebutkan harganya, misal satu tusuknya Rp50 juta. Jika puas, si Genderuwo akan memberikan uang-uang tersebut. Dikatakan kalau selama proses tersebut, si makhluk berbulu ini hanya akan diam saja. Meskipun demikian, tapi bagi pelaku sendiri tentu situasi tersebut seramnya tidak karuan. Begitu usai menyantap satenya, maka si Genderuwo akan berangsur hilang. Oh iya, katanya dalam proses ini pelakunya tidak boleh mengingat Tuhan, dalam arti membaca doa atau semacamnya, karena hal tersebut akan membuat ritual ini gagal total.

Apa saja yang bisa didapatkan dari pesugihan ini

Sebenarnya tak hanya uang, pelaku pesugihan sate gagak ini juga bisa meminta hal-hal lain. Tapi yang paling umum selain uang ada dua benda, yakni sarung si Genderuwo serta bulunya. Sarung tersebut dikatakan bisa membuat seseorang menghilang atau tidak nampak, kemudian untuk bulu sendiri digunakan sebagai Buluh Perindu yang identik dengan pengasihan dan pelet.

Bisa berakhir bahagia atau sebaliknya

Tidak ada tumbal yang diperlukan dalam proses pesugihan satu ini. Hanya modal sate gagak dan printilan-printilan lain. Walaupun begitu, ternyata pernah ada cerita jika seseorang yang sudah sekali menjajakan sate gagak selamanya takkan bisa lepas dari si Genderuwo. Si makhluk tersebut akan terus mendatangi si pelaku, entah di malam hari atau dalam mimpi. Ia akan menagih terus sate gagak yang pernah diberikan. Antara percaya dan tidak percaya, tapi demikianlah yang diceritakan oleh masyarakat. Cerita ini tidak dimaksudkan untuk dicoba ya, tapi sebagai gambaran saja bahwa hal-hal seperti ini masih jadi topik bahasan hangat. Lagi pula jika ingin melakukan sesuatu semacam ini risikonya terlalu besar, terutama akan berdampak langsung pada keimanan.