Cerita Sedih Pengungsi Ukraina Berhari-hari Hidup Tanpa Makanan dan Kedinginan
RIAU24.COM - Selama sepekan Rusia telah melancarkan invasi militer ke sejumlah titik penting Ukraina termasuk Kiev.
Ratusan ribu pengungsi internal yang melarikan diri dari konflik yang terjadi di Ukraina akibat invasi Rusia, kini ditempatkan di gedung-gedung publik di pinggiran kota Dnipro.
Hoda Abdel-Hamid dari Al Jazeera melaporkan apa yang ia lihat pada sekolah umum yang digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi para pengungsi itu.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Jumat (4/3), ia mengatakan bahwa banyak warga yang melarikan diri dari kota Kharkiv, Mariupol, serta wilayah Donbass tiba di fasilitas tersebut.
Mereka nantinya akan melanjutkan perjalanan untuk mencoba mencapai perbatasan terdekat.
"Ada banyak orang di sini, banyak anak-anak. Mereka yang melarikan diri dari Kharkiv bercerita kepada saya bagaimana mereka menghabiskan waktu berhari-hari di tempat penampungan tanpa makanan, dalam cuaca dingin, tidak bisa keluar sama sekali," kata Abdel-Hamid.
Abdel-Hamid kemudian menuturkan bahwa mayoritas para pengungsi masih bingung 'apakah mereka akan kembali ke negara itu atau tidak'.
"Banyak yang mengatakan mereka tidak tahu apakah mereka akan kembali," jelas Abdel-Hamid.
Sebelumnya, sebanyak lebih dari satu juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina sejak Rusia menginvasi negara itu.
Pernyataan ini disampaikan Komisaris Tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pengungsi, Filippo Grandi dalam cuitannya di Twitter.
"Hanya dalam tujuh hari, kami telah menyaksikan eksodus satu juta pengungsi dari Ukraina ke negara-negara tetangga," kata Grandi.
Melihat lonjakan pengungsi ini, ia pun mengimbau kepada Rusia untuk menghentikan serangannya ke Ukraina.
Sehingga bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Ukraina dan membantu warga yang masih terjebak di negara itu.
"Bagi jutaan orang lainnya, di dalam Ukraina, sudah waktunya bagi senjata untuk diam, sehingga bantuan kemanusiaan yang menyelamatkan jiwa dapat diberikan," tegas Grandi.