Soal Isu Anies Baswedan Utang Rp50 Miliar ke Sandiaga Uno, Demokrat: Biasa, Banyak Tokoh dan Pemimpin Cemas
RIAU24.COM - Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Benny K Harman angkat bicara terkait polemik hutang-piutang bakal calon presiden Partai NasDem Anies Baswedan kepada Sandiaga Uno. Dia menilai, isu tersebut dimunculkan untuk merusak citra Anies.
Melansir tvonenews.com, Benny mengatakan citra buruk itu muncul sebagai upaya menjegal Anies di Pilpres 2024. Isu tersebut juga dibangun oleh lawan politik Anies.
“Itu biasa itu, sudah mulai diproduksi narasi yang tujuannya untuk mendeskreditkan Anies Baswedan dengan berbagai cara, dengan membangun isu, membangun narasi politik identitas, membangun narasi Anies korupsi, membangun narasi Anies gagal di DKI, membangun narasi Anies itu orang Arab, membangun narasi Anies itu punya hutang,” jelas Benny, Selasa (7/2).
Menurutnya, masalah hutang Anies kepada Sandi seharusnya tidak dibesar-besarkan. Dengan munculnya isu ini, Benny menilai ada ketakutan serta kecemasan dari lawan politiknya.
“Banyak tokoh, banyak pemimpin yang cemas bahkan sangat cemas apabila Anies jadi presiden,” ungkapnya.
Sebab, kata Benny, Anies adalah tokoh yang berintegritas. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mempunyai komitmen kuat tentang pluralisme, demokrasi, pemberantasan korupsi, hingga melawan oligarki.
"Mengapa cemas? karena ya semua orang tahu Anies itu tokoh yang punya integritas bagus, komitmen yang kuat tentang pluralisme, komitmen kuat tentang demokrasi, komitmen yang kuat untuk pemberantasan korupsi, komitmen yang kuat untuk penegakan hukum dan juga komitmen yang kuat untuk melawan oligarki-oligarki yang merusak tatanan demokrasi dan negara hukum kita," tegasnya.
"Mereka tahu, karena itu mereka yang tidak menginginkan ini terjadi mulai cemas, dan mulai menjagokan boneka-bonekanya ya kan," imbuh Benny.
Sebelumnya, kabar utang itu mencuat usai diceritakan oleh eks Timses Anies-Sandi di Pilkada DKI 2017 sekaligus Waketum Golkar, Erwin Aksa.
Erwin mengungkap adanya utang Anies kepada Sandiaga sebesar Rp50 miliar. Menurut Erwin, utang piutang tersebut dituangkan dalam sebuah perjanjian.
"Saya baru tahu juga memang, itu memang waktu putaran pertama (Pilkada DKI 2017), ya. Logistik juga susah. Jadi yang punya logistik kan Sandi, Sandi kan banyak saham, likuiditas bagus, dan sebagainya. Ya ada perjanjian satu lagi, yang saya kira itu yang ada di Pak Rikrik itu," kata Erwin dalam wawancara di akun YouTube Akbar Faizal Uncensored, Senin (6/2).