RIAU24.COM - Dua penelitian terbaru mengungkapkan bahwa orang paruh baya yang menikmati hubungan yang menawan dengan pasangan, keluarga, teman dan kolega dan juga berolahraga setidaknya sekali setiap bulan memiliki kesehatan fisik dan mental yang lebih baik di usia tua.

Dua makalah penelitian baru yang diterbitkan oleh British Medical Journal telah mengklaim bahwa menjalani gaya hidup sehat dan menikmati lingkaran sosial yang baik dapat meningkatkan peluang kita untuk menikmati kesehatan yang baik di kemudian hari.

Menurut penelitian pertama, untuk menghindari berbagai penyakit di usia tua, seseorang harus memiliki hubungan yang memuaskan dengan pasangan, kerabat, teman, dan kolega.

Studi ini lebih lanjut menemukan bahwa semakin tidak memuaskan hubungan ini di usia 40-an dan 50-an, semakin besar risiko memiliki beberapa penyakit di kemudian hari.

Diketahui, penelitian ini dimulai pada tahun 1996 dengan data dari hampir 8.000 wanita berusia 45 hingga 50 tahun di Australia.

Selama setiap tiga tahun, mereka melaporkan tingkat kepuasan mereka dengan pasangan, anggota keluarga, teman, dan kolega kerja mereka.

Status mereka diperiksa selama 20 tahun untuk melihat apakah mereka tertular penyakit usia tua seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, stroke, penyakit paru obstruktif kronis, asma, depresi atau kecemasan.

Studi ini menemukan bahwa mereka yang mengalami tingkat kepuasan terendah dengan teman sebaya sosial mereka memiliki risiko dua kali lipat untuk mengembangkan berbagai kondisi dibandingkan dengan mereka yang melaporkan tingkat kepuasan tertinggi.

Studi kedua menemukan bahwa aktivitas fisik teratur pada usia berapa pun berhubungan dengan fungsi otak yang lebih baik di usia tua.

Juga dengan mempertahankan rutinitas olahraga sepanjang masa dewasa tampaknya menjadi yang terbaik untuk menjaga ketajaman mental dan memori dan mencegah kondisi seperti demensia.

“Efek kognitif terbesar terlihat bagi mereka yang tetap aktif secara fisik sepanjang hidup mereka," kata penulis utama Dr Sarah-Naomi James, lapor Guardian.

"Efeknya akumulatif, jadi semakin lama seseorang aktif, semakin besar kemungkinan mereka memiliki fungsi kognitif di kemudian hari yang lebih tinggi," tambahnya.

(***)