RIAU24.COM - Leptospirosis atau penyakit kencing tikus telah ditemukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Malang. Namun, pasien yang terinfeksi penyakit tersebut telah dinyatakan sembuh. 

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Wijoyo mengatakan bahwa pasien tersebut telah dirawat di salah satu rumah sakit.  

Wiyanto memperingati warga untuk lebih waspada terjadap kecing tikus, karena meskipun dapat disembuhkan tetapi penyakit ini dapat berakibat fatal apabila terlambat di tangani. 

Lantas apa itu Leptospirosis? 

Leptospirosis adalah penyakit bakterial yang disebabkan oleh bakteri dari spesies Leptospira. 

Bakteri ini ditemukan luas di seluruh dunia, dan terutama ditemukan di daerah yang lembap, seperti sungau, rawa, atau arwa pertanian. 

Penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui kontak langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi dengan urin hewan yang terinfeksi, seperti tikus, babi, anjing, atau sapi. 

Gejala leptospirosis termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, mual, muntah, dan ruam kulit. Jika tidak diobati, leptospirosis dapat menyebabkan komplikasi serius pada organ tubuh, salah satunya ginjal.

Beberapa ciri-ciri gejala dari leptospirosis antara lain:

• Demam
• Sakit kepala
• Mual dan muntah
• Nyeri pada otot betis
• Ruam pada kulit
• Iritasi pada mata ( mate merah )

Leptospirosis dapat dicegah dengan beberapa langkah, seperti:

• Mencuci tangan secara teratur, terutama setelah melakukan aktivitas di luar rumah atau berinteraksi dengan hewan
• Memakai alat pelindung diri seperti sarung tangan dan sepatu boot ketika melakukan kegiatan yang berpotensi terpapar urine hewan
• Menghindari kontak langsung dengan air atau tanah yang terkontaminasi oleh urine hewan
• Menjaga kebersihan lingkungan sekitar agar tikus dan hewan lainnya tidak berkembang biak di area tersebut.

Jika seseorang dicurigai terkena leptospirosis, segera cari perawatan medis untuk mendapatkan pengobatan yang sesuai.

Pencegahan dan pengobatan yang tepat dapat membantu menghindari komplikasi yang lebih serius yang dapat terjadi akibat penyakit ini.

(***)