Bocah 6 Tahun Dilarikan ke RS usai Tak Sengaja Makan Puluhan Permen Ganja
RIAU24.COM - Seorang bocah berusia 6 tahun di Amerika Serikat dilarikan ke rumah sakit sakit setelah tidak sengaja mengonsumsi puluhan permen ganja. Permen tersebut dijual di sebuah restoran di Carolina Utara dan keluarga mengira bahwa itu adalah permen biasa.
"Dia merasakan sakit yang begitu luar biasa," ucap sang ibu, Catherine Buttereit mengungkapkan kondisi anaknya dikutip dari NY Post, Sabtu (13/1/2024).
Catherine dan anaknya sedang memesan makan siang ketika berlibur dan mampir ke restoran tersebut. Pada saat itu, anaknya langsung meminta permen yang terpajang di sudut bar dari restoran tersebut karena pernah melihat jenis permen renyah yang serupa di tontonan Youtube.
"Ketika membeli produk tersebut, saya tidak dimintai identitas. Saya juga tidak diberitahu soal permen yang saya beli oleh pihak toko," ceritanya lagi.
Mereka lantas menyantap permen itu bersama-sama dan tak melihat sesuatu yang aneh. Rata-rata anggota keluarga yang mengonsumsi hanya satu atau dua buah, tetapi anak Catherine mengonsumsinya hampir 40 buah.
Semenjak saat itu, efeknya langsung muncul dari sang putra. Anaknya mengeluh ada rasa panas di daerah panggul, dada terasa dingin, kepalanya sakit, serta mengalami perut mual.
Catherine awalnya mengira anaknya hanya perlu buang air ke kamar kecil, tetapi ia akhirnya memutuskan menghubungi 911 setelah putranya menyebut rasa air putih yang diberikan tidak enak, yang ia pernah dengar sebagai gejala keracunan. Pada saat itulah, Catherine lantas memeriksa komposisi permen tersebut dan menemukan kandungan Delta-9 THC, sebuah komponen psikoaktif utama dari tanaman ganja.
"Ia mengatakan bahwa itu adalah ganja dan tiga buah permen setara dengan porsi orang dewasa. Jadi pada saat itu, anakku sudah mengonsumsi sepertiga dari bungkus, yaitu sekitar 30-40 buah," kata Catherine.
"Jadi pada dasarnya anakku sudah mendapat dosis 13 kali lipat dari dosis orang dewasa," sambungnya.
Walaupun Delta-9 THC legal di Carolina Utara dan dianggap sebagai obat terapeutik, dokter mengatakan bahwa mereka tidak sepenuhnya yakin terkait efek jangka panjang terhadap anak-anak. Putra Catherine tidur sangat lelap selama 17 jam di rumah sakit sebelum ia akhirnya diizinkan pulang.
Catherine meminta para orang tua lebih berhati-hati lagi ketika ingin membelikan produk makanan pada anak. Ia ingin kelalaiannya bisa menjadi pelajaran bagi semua orang tua.
"Saya menerima sepenuhnya kelalaian saya sebagai orang tua. Saya membuat kesalahan dengan tidak membaca paketnya dan saya menghadapi konsekuensinya. Tapi itu kelalaian 50-50. Produk itu tidak berada di tempat penyimpanan yang semestinya," pungkasnya. ***