Menu

Sulitnya PBNU Rebut Paksa PKB dari Cak Imin

Azhar 29 Jul 2024, 14:38
PKB dan PBNU. Sumber: Times ID
PKB dan PBNU. Sumber: Times ID

RIAU24.COM - Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menyebut hubungan antara Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) semakin panas.

Hal ini buntut aksi PBNU yang membentuk tim 5 atau panitia khusus (pansus) untuk merebut kembali PKB lantaran sudah jauh menyimpang dikutip dari rmol.id, Senin 29 Juli 2024.

Menurutnya, ketegangan ini merupakan kelanjutan dari perseteruan yang telah berlangsung sejak pergantian kepemimpinan di PBNU.

"Saya kira ini bagian dari babak lanjut perseteruan PBNU di era saat ini dengan PKB. Dulu, PBNU di era Kiai Said Aqil dan PKB adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Di mana ada PKB, di situ ada PBNU," sebutnya.

Hubungan yang sempat harmonis berubah setelah pergantian ketua umum dan struktur kepengurusan PBNU era kepemimpinan Yahya Cholil Staquf dan Sekjen Saifullah Yusuf.

Masyarakat pun dapat dengan mudah menilai PBNU dan PKB merupakan dua entitas yang berbeda.

"Publik menengarai ini karena Gus Yahya dan Gus Ipul adalah loyalis Gus Dur yang sejak lama tidak akur dengan Cak Imin," sebutnya.

"Jadi ketika muncul pansus terkait upaya mengevaluasi PKB supaya kembali ke PBNU, maka hubungan kembali memanas," tambahnya.

Walau PKB lahir dari rahim NU, PKB memiliki entitas politik yang diatur oleh undang-undang partai dan anggaran dasar serta anggaran rumah tangga (AD/ART).

"Apapun judulnya, PKB adalah partai politik. Jadi dalam konteks itu tidak gampang atau sulit mengembalikan PKB ke NU yang sekarang. Kalaupun ada pansus, saya kira PBNU secara struktural bukan bagian dari PKB. Begitu pun sebaliknya, PKB bukan bagian dari NU," yakinnya.