Menu

Jokowi Akhirnya Bicara soal Kaesang dan Bobby Dalam Lingkat Gratifikasi Jet Pribadi 

Zuratul 11 Sep 2024, 11:57
Jokowi Akhirnya Bicara soal Kaesang dan Bobby Dalam Lingkat Gratifikasi Jet Pribadi. (X/@jokowi)
Jokowi Akhirnya Bicara soal Kaesang dan Bobby Dalam Lingkat Gratifikasi Jet Pribadi. (X/@jokowi)

RIAU24.COM -Presiden Joko Widodo (Jokowi) merespons singkat soal dugaan gratifikasi berupa fasilitas jet pribadi oleh putra bungsu sekaligus Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep.

Jokowi hanya menekankan seluruh WNI memiliki kedudukan yang sama dalam tatanan hukum Indonesia.

"Ya semua warga negara sama di mata hukum, ya, gitu saja," kata Jokowi usai menonton Timnas Indonesia Vs Australia di GBK, Jakarta, Selasa (10/9).

Setelah merespons pertanyaan terkait Kaesang, Jokowi meninggalkan area tanya jawab dengan awak media.

Publik sempat dihebohkan dengan dugaan penggunaan jet pribadi oleh Kaesang Pangarep dan istrinya Erina Gudono.

Kehebohan ini bermula ketika Erina mengunggah foto jendela pesawat berbentuk oval di akun Instagramnya @erinagudono. Warganet lantas menduga gambar itu adalah jendela private jet yang berbeda dengan pesawat komersial.

Isu kemudian berkembang hingga ke dugaan gratifikasi. Sejumlah pihak menduga Kaesang menggunakan jet pribadi Gulfstream G650E milik Garena, perusahaan asal Singapura. 

KPK berencana meminta klarifikasi kepada Kaesang mengenai hal itu.

Koordinator Masyarakat Anti-Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman dan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubaidillah Badrun pada hari Rabu (28/8) melaporkan Kaesang ke KPK atas dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan gratifikasi dalam bentuk fasilitas jet pribadi.

Terpisah, Ketua KPK Nawawi Pomolango mengatakan bahwa lembaga antirasuah itu memiliki kewenangan dalam mengusut dugaan gratifikasi Kaesang. Nawawi menegaskan bahwa sosok Kaesang tidak bisa dilihat individu secara personal belaka.

Ia pun menepis anggapan yang menyebut bahwa Kaesang bukan pejabat publik sehingga tak layak dimintai klarifikasi soal dugaan gratifikasi sebab bisa terdapat perdagangan pengaruh yang termasuk jenis korupsi di dalamnya.

(***)