Klaim Bisa Atasi Masalah Iklim, Pakar Inggris Kembangkan Vaksin 'Kentut Sapi'

RIAU24.COM -Sekelompok ilmuwan sedang mengembangkan vaksin 'kentut sapi' untuk membantu mengatasi masalah krisis iklim.
Bagaimana caranya?
Ide ini bermula ketika para pakar menyadari bahwa sapi dapat bertahan hidup hanya dengan makan rumput.
Namun, ada harga mahal yang harus dibayar dari keajaiban sapi tersebut.
Saat rumput berfermentasi di dalam rumen - salah satu dari empat kompartemen di dalam perut hewan - secara alami menghasilkan metana, gas rumah kaca yang 28 kali lebih kuat daripada CO2, meskipun umurnya lebih pendek di atmosfer.
Metana tersebut dilepaskan melalui sendawa dan kentut, dan rata-rata, seekor sapi dapat menghasilkan sekitar 200 pon metana per tahun. Gas ini juga dilepaskan melalui kotoran, dan ternak menyumbang sekitar sepertiga dari emisi metana yang dihasilkan manusia, yang secara kolektif bertanggung jawab atas sekitar 30 persen pemanasan global.
Beberapa peternakan yang memberi makan sapi di pekarangan sudah menggunakan bahan tambahan makanan yang membantu mengurangi produksi metana dalam perut sapi, tetapi mereka memiliki kelemahan, seperti kemanjuran yang bervariasi dan kebutuhan untuk terus dipasok, yang sulit dilakukan jika hewan-hewan tersebut bebas berkeliaran.
Pirbright Institute di Inggris, sebuah laboratorium virologi yang berfokus pada ternak, kemudian mencetuskan ide untuk mengembangkan vaksin yang dapat menjadi alternatif mengurasi produk metana dalam perut sapi.
Vaksin yang tidak biasa
Hammond mengungkap para ilmuwan telah mengerjakan ide vaksin 'kentut sapi' selama lebih dari satu dekade. Namun, sampai saat ini belum ada hasil yang nyata.
"Sudah ada investasi yang signifikan di berbagai negara untuk mencoba mengembangkan vaksin yang tidak biasa ini, karena vaksin ini tidak selalu untuk kepentingan hewan, tetapi untuk kepentingan emisi yang mungkin dihasilkan oleh hewan tersebut," katanya.
Hammond mengungkap bahwa saat ini belum ada produk vaksin 'kentut sapi', tetapi ada literatur ilmiah yang menunjukkan bahwa vaksin ini bisa dan akan berhasil.
"Agar dapat bekerja, vaksin ini harus menghasilkan antibodi yang mengikat bakteri di dalam rumen yang menghasilkan metana, dan menghentikannya," papar dia.
Masalah potensial lainnya adalah kesejahteraan hewan, dan meskipun ada harapan bahwa tidak akan ada "efek nol" pada kesehatan mereka, Hammond mengatakan, hal itu belum terbukti.
Mungkin juga ada pengurangan jumlah pakan yang dapat diserap oleh rumen, yang berarti ternak mungkin membutuhkan lebih banyak makanan, sehingga meningkatkan biaya bagi peternak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan menciptakan "bukti konsep" yang kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan obat yang sebenarnya.
(***)