Gila, Rusia Kembali Bikin Rudal Cangih Baru, Jelajahnya 3 Kali Tomahawk AS
RIAU24.COM - Angkatan laut Rusia tengah mengembangkan rudal jelajah jarak jauh baru yang dilengkapi hulu ledak nuklir. Kecanggihan senjata baru ini target jelajahnya dilaporkan bisa mencapai 2.800 mil (4.500 km) atau tiga kali dari jangkauan rudal jelajah Tomahawk Block III TLAM-C Amerika Serikat (AS).
Laporan pengembangan senjata baru Rusia itu dirilis oleh kantor berita TASS, Rabu 9 Januari 2019, yang mengutip sumber di kompleks industri militer Rusia.
Menurut laporan itu juga, Peluru kendali (rudal) Kalibr-M yang baru nantinya akan diangkut oleh kapal-kapal permukaan besar dan kapal selam nuklir setelah dikirim ke armada. Proses itu diperkirakan akan terjadi sebelum berakhirnya program persenjataan negara setempat pada tahun 2027.
Kalibr-M, dengan hulu ledak seberat satu metrik ton, dilaporkan lebih besar dari rudal Kalibr yang saat ini beroperasi.
Meskipun media pemerintah Moskow itu tidak menyebut nama pejabat yang dikutip, namun Kementerian Pertahanan setempat memang membiayai pengembangan senjata baru. Pemerintah maupun militer Moskow belum secara resmi mengonfirmasi bahwa Angkatan Laut-nya membuat rudal jelajah Kalibr-M yang baru.
Pejabat senior pertahanan AS atau Pentagon sebelumnya telah menyatakan keprihatinannya atas rudal Kalibr yang ada. Pejabat itu waswas dengan jangkauan misil tersebut.
"Anda tahu, (misil) Rusia tidak setinggi 10 kaki, tetapi mereka memiliki kemampuan yang membuat saya tetap waspada, prihatin," kata Laksamana James Foggo III, komandan Angkatan Laut AS untuk Eropa, kepada wartawan di Pentagon Oktober lalu.
"Mereka menembakkan rudal Kalibr, rudal yang sangat cakap," ujarnya.
“Ia memiliki jangkauan yang, jika diluncurkan dari salah satu lautan di sekitar Eropa, dapat menjangkau salah satu ibu kota Eropa. Itu merupakan kekhawatiran bagi saya, dan itu merupakan kekhawatiran bagi mitra dan teman-teman NATO saya," paparnya.
Rudal Kalibr, dibuat pertama kali sekitar tahun 1990-an. Misil itu melakukan debut tempurnya dalam serangan ke Suriah pada 2015.
Rusia, menurut laporan baru-baru ini dari Washington Free Beacon, berencana untuk mengerahkan rudal jelajah presisi jarak jauh pada kapal perang dan kapal selam untuk patroli Samudra Atlantik.