Menu

BPN Tanggapi Tudingan Jokowi Soal Gunakan Propaganda Rusia dan Konsultan Asing, Anthony: Ini Fitnah Keji

M. Iqbal 4 Feb 2019, 08:58
Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga sekaligus Koordinator PRIDE, Anthony Leong
Anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno juga sekaligus Koordinator PRIDE, Anthony Leong

RIAU24.COM - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Anthony Leong mengomentari tentang tudingan Jokowi yang menyebutkan bahwa ada tim sukses (timses) yang menggunakan teknik propaganda Rusia.

Dia juga meminta Presiden Jokowi untuk jaga tutur kata karena Pemilihan Presiden 2019 tidak dibuat gaduh.

"Kita ingin pemilu yang damai, pemilu yang lahirkan pemimpin terbaik dari yang terbaik. Pak Jokowi tudingannya sangat tidak mendasar dan ini fitnah keji. Kami fokus dengan isu ekonomi, lapangan pekerjaan. Hoax malah dilakukan oleh kubu petahana seperti mobil esemka Oktober 2018 akan diproduksi massal, pembebasan Ustadz Ba'asir yang belum terealisasikan," kata Anthony melalui keterangan resminya yang diterima Riau24.com, Minggu, 3 Februari 2019.

Dia juga mengakui jika dirinya menjadi korban hoax yang dibuat oleh isu petahana. Hal itu terkait dengan adanya tudingan warga negara asing (WNA) yang mengatur strategi digital Prabowo - Sandi.

"Pak Jokowi bisa angkat soal propaganda ini mungkin karena meme yang akhir-akhir ini viral yang dibuat oleh buzzer kubu 01. Saya sendiri ada disana disebut warga negara asing yang mengatur strategi digital, padahal saya termasuk alumni Lemhannas (Lembaga Ketahanan Nasional RI). Akhir-akhir ini banyak isu yang tidak substansi diciptakan karena elektabilitas petahana semakin menurun," jelas Anthony yang juga Koordinator Prabowo-Sandi Digital Team (PRIDE) tersebut.

Dia juga menyebut bahwa, pada bulan Februari 2019 elektabilitas Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan menyalip kubu Jokowi-Mar'uf Amin. Karena masyarakat ingin pemimpin yang bisa menciptakan kestabilan politik dan ekonomi.

"Februari mudah-mudahan terus meningkat dan bisa unggul. Rakyat sudah pintar, sudah tidak bisa dibohongi dengan pencitraan yang tidak bisa membawa kesejahteraan. Mudah-mudahan 17 April 2019 menjadi momentum untuk perubahan Indonesia yang lebih baik," tutupnya. (rls)