Menu

Pengamat Sebut Gaya Menyerang Jokowi Akibat Panik Soal Elektabilitas

Riko 4 Feb 2019, 10:51
Jokowi
Jokowi

RIAU24.COM -  Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menilai gaya menyerang calon presiden incumben Joko Widodo atau Jokowi belakangan ini kepada lawan politiknya, dinilai sebagai bentuk kepanikan karena elektabilitas belum aman.

"Sebagai petahana, elektabilitas Jokowi minimal 60 persen biar aman. Sementara Jokowi masih 53 persen. Karena itu, Jokowi menggunakan strategi total football ala Barcelona,"kata Adi Prayitno dilansir dari Tempo Minggu, 3 Februari 2019 kemarin.

Menurut Prayitno, sebaik-baiknya strategi bertahan adalah menyerang untuk mengunci kemenangan. Kendati demikian, ujar dia, sebagai petahana, Jokowi mestinya fokus menjual kesuksesan kinerjanya selama 5 tahun.

"Bukan malah sibuk menyerang. Gaya frontal ini bukan khas Jokowi yang biasanya kalem dan datar,"kata dia.

Prayitno juga menilai, strategi menyerang ini sengaja didesain untuk mengerek elektabilitas Jokowi yang relatif stagnan. Namun, gaya ini dinilai merugikan, karena Jokowi tidak alamiah seperti biasanya, yakni yang jualan kerja dan cuek dengan gosip-gosip luaran. 

"Sebab, yang disukai dari Jokowi itu karena dia alamiah, apa adanya, dan tak suka menyerang."terangnya.

Gaya menyerang Jokowi diperlihatkan sekurangnya dalam kampanye di Surabaya dan Semerang belum lama ini. Serangan itu dia tujukan kepada kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. "Masak saya diam terus? Saya suruh diam terus? Saya suruh sabar terus? Ya tidak dong," kata Jokowi saat ditanya wartawan di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Ahad, 3 Februari 2019.

Tetapi Jokowi menyangkal telah melakukan serangan ke kubu lawan. Dia menyatakan hanya menyampaikan kenyataan. "Sekali-sekali dong."timpalnya.