Menu

Orang Yang Berambisi Mendapat Jabatan, Ini Surah dan Hadist Yang Menjelaskannya

TIM BERKAS 34 6 Feb 2019, 18:20
Ilustrasi/int
Ilustrasi/int

RIAU24.COM -  Rasulullah Shallallahu 'alaihi Aasallam bersabda, "Kita tidak akan memberikan jabatan ini kepada orang-orang yang memintanya dan tidak juga kepada orang yang ambisi terhadapnya." (HR. Bukhari)

Dari konsultasi yang dijelaskan Ustadz Rikza Maulan, Lc., M.Ag, menceritakan bahwa pada masa Rasulullah, Abu Musa berkata, aku menemui Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersama dua orang dari kaumku. Salah satu dari keduanya berkata, "Wahai Rasulullah, jadikanlah kami pejabat (amir)". Kemudian orang yang kedua juga mengatakan hal yang sama.

Dalam hadist di atas tadi sudah sangat jelas arti dan hikmahnya:

Yang pertama, sudah sangat umum manusia suka terhadap jabatan dan kedudukan. Jabatan sangat menyenangkan karena bertaburan harta dan penghormatan, serta diwarnai dengan wibawa dan kemewahan.

Tidak heran, karena demi jabatan, banyak orang yang rela melakukan apa saja, termasuk perbuatan yang tercela, haram bahkan berbau kemusyrikan. Atau juga sekadar lobi, datang dan sowan, kepada tokoh dan panutan, atau juga melakukan pencitraan, demi mendapatkan jabatan.

Yang ke dua, jabatan itu merupakan amanah yang sangat berat tantangannya dari Allah Ta'ala. Dikemudian waktu akan dimintai pertanggung jawaban dalam hisab yang panjang.

Dengan jabatan, itu sangat penuh dengan tekanan dan jebakan, bahkan intrik saling menjelekkan dan menjatuhkan, yang apabila seseorang lemah iman, ia akan terperdaya dalam perangkap setan.

Yang ke tiga, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam enggan memberikan jabatan kepada orang yang terperdaya dengan kemilau pesonanya, ambisi terhadap gemerlapnya, atau yang tergoda bias wibawa dan kemewahannya. Mungkin umumnya orang yang ambisi, punya maksud dan niatan yang tersembunyi, yang menggelapkan niatan suci, demi semata keinginan pribadi.

Yang ke empat, yang mendapat jabatan itu harus memiliki sifat amanah, shiddiq dan fathanah serta kecil hatinya untuk menolak memangkunya, namunbterpaksa memikulnya karena beban dan amanah untuk dakwah, bukan karena ingin hidup mewah, namun karena amanah untuk menyelamatkan ummah.

Penjelasan lain juga terdapat dalam QS Al-Ahzab: 72, Allah Ta'ala berfirman yang artinya: "Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh."(***)


R24/nof