Menu

BRG Berikan Pemahaman Upaya Pembahasan Gambut Pada Masyarakat

TIM BERKAS 36 1 Apr 2019, 11:19
Pihak BRG bersama Pokma Desa Mundam saat melihat kondisi terkini lokasi lahan yang terbakar beberapa waktu lalu.
Pihak BRG bersama Pokma Desa Mundam saat melihat kondisi terkini lokasi lahan yang terbakar beberapa waktu lalu.

RIAU24.COM - Badan Restorasi Gambut (BRG) RI bergerak cepat untuk merestorasi lahan gambut, dengan melakukan kunjungan ke Desa Mundam, Kecamatan Medang Kampai, Kota Dumai.

Desa Mundam ini merupakan salah satu lahan yang terkena dampak kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) beberapa waktu lalu.

BRG sebagai suatu badan yang bertugas merestorasi gambut, untuk itu BRG sejauh ini telah membentuk Kelompok Masyarakat (Pokma) dibeberapa daerah.

"Tugas utama dari BRG sebenarnya melakukan restorasi di daerah non konsesi dan lahan-lahan bekas terbakar pada 2015 dan sebelumnya," sebut Kasub Pokja (Kelompok Kerja) Restorasi Gambut Privinsi Riau, Sarjono Budi Subechi, saat berbincang dengan Riau24.com beberapa waktu lalu.

Disebutkannya, BRG juga telah melakukan koordinasi dengan Pemprov Riau melalui DLHK dan TRGD untuk melakukan upaya pembasahan gambut dan mencegah perluasan daerah-daerah yang tengah terbakar.

Khusus untuk kebakaran pada lahan binaan BRG di Kota Dumai Sambung Sarjono, pihaknya sempat mendapatkan pandangan negatif dari beberapa pihak.

Sarjono mengatakan juga bahwa dalam kebakaran yang terjadi di lahan binaan BRG, khusunya di Dumai, pihaknya kerap mendapatkan padangan negatif.

"Oleh karena itu kali ini kita langsung mengunjungi Desa Mundam, guna memberikan pemahaman terhadap stakeholder terkait tupoksi dari BRG," lanjutnya.

Untuk itu, BRG mengaktifkan upaya pembasahan lewat pembangunan sumur bor dan sekat kanal. Pada tahun 2019 ini BRG akan melakukan kegiatan Operasi Pembasahan Cepat Lahan Gambut Terbakar (OPCLGT) dan Operasi Pembasahan Lahan Gambut Rawan Kebakaran (OPLGRK). 

Untuk dua operasi OPCLGT dan OPLGRK ini dipersiapkan anggaran mencapai Rp 1,2 Miliar untuk wilayah Riau, dan sejauh ini juga telah disediakan 46 alat yang terpasang dibeberapa titik lahan gambut.

"Kita juga mempunyai sistem Sipalaga,  terdapat 46 titik alat yang menunjukkan status bahaya dan satu titik menunjukkan status siaga," pungkasnya.

Dalam kunjungannya kemarin, BRG juga memberikan pemahaman ke masyarakat dan juga stakeholder terkait terhadap kegiatan restorasi gambut di Riau.