Menu

Aksi Curi Suara Antarcaleg Mulai Makan Korban, Ini Salah Satunya

Siswandi 29 Apr 2019, 14:16
Rudy memperlihatkan fotonya yang berdarah-darah, setelah dianiaya karena dituduh melakukan pencurian suara hasil Pemilu legislatif. Foto: int
Rudy memperlihatkan fotonya yang berdarah-darah, setelah dianiaya karena dituduh melakukan pencurian suara hasil Pemilu legislatif. Foto: int

RIAU24.COM -  Selain pemilihan presiden, hasil perolehan suara yang didapat para calon anggota legislatif (caleg) juga tengah berlangsung panas. Khususnya terkait isu tentang aksi pencurian suara, yang diduga terjadi antarcaleg sesama partai. 

Salah satunya, telah dialami Rudy Wibowo, caleg DPR RI Dapil 1 Surabaya-Sidoarjo dari Partai Perindo. 

Ia menjadi korban penganiayaan, yang diduga dilakukan sesama caleg Perindo bernama Peter Sosilo. Diduga, penganiayaan ini terjadi lantaran Peter yang tak terima jika suara Rudy lebih banyak darinya di salah satu TPS. Sehingga ia menduga, suaranya dicuri oleh Rudy.

Hal itu dilontarkan Rudi, kepada pers di Surabaya, Senin 29 April 2014 siang. Dikatakan, penganiayaan itu dialaminya pada 19 April 2019 lalu, sekitar pukul 22.00 WIB di kediaman Peter di Perumahan Dian Istana, Wiyung Surabaya. 

Rudy mengaku ketika itu dirinya dimita Peter datang ke rumah. "Saya dijapri (jaringan pribadi) diundang ke rumahnya, kalau saya ndak datang, dia mau ke rumah saya. Saya akhirnya datang, karena saya takut terjadi apa-apa kalau dia ke rumah karena saya punya bayi. Awalnya saya tidak punya pikiran apa-apa," ujarnya mengawali cerita, seperti dilansir detik. 

Begi sampai di rumah Peter, dia dipaksa menandatangani surat pernyataan bermaterai, yang isinya menyebutkan dirinya mencuri suara. Peter menuduh Rudy melakukan pencurian suara di TPS 5 Endrosono, Wonokusumo, Surabaya. Di tempat itu, Rudy meraih 110 suara sehingga mengalahkan Peter.

Saat itu juga, Rudy menyangkal jika dirinya melakukan pencurian suara. Dia pun tak mau menandatangani surat tersebut. Bahkan dia mengaku tak tahu jika suaranya mencapai angka itu. 

"Saya disuruh tanda tangan pakai materai. Saya tidak mau, saya bilang, kalau kepengen melihat datang ke kecamatan, lihat C1-nya. 

Tandatangan itu ndak masuk akal, fungsi dan tujuannya seperti apa. Dari situ beliaunya emosi," lanjut Rudy. 

Ketika itulah, penganiayaan terjadi. Peter yang tengah emosi, langsung menamparnya. Dia pun langsung berdiri dari posisi duduknya. Tiba-tiba ada tiga orang yang diduga oknum TNI memeganginya. 

"Akhirnya saya dicekik. Saya berdiri lah, saya dipegangi tiga oknum, tapi yang mukul Peter itu. Pertama pakai tangan kosong, pukul dan nampar," imbuh Rudy.

Dari kejadian itu, Rudy mengaku tak bisa melawan. Pasalnya ada tiga oknum TNI yang memegangi tangannya hingga membuat Peter leluasa memukulnya. Penganiayaan ini membuat kepala Rudy mengucurkan darah.

Dalam kesempatan itu, Rudy juga menunjukkan foto kepalanya yang bersimpuh darah usai dianiaya. Menurutnya, bukti-bukti yang ada akan digunakannya saat melaporkan kejadian ini ke Mapolrestabes Surabaya. ***