Menu

Pernah Hampir Putus Sekolah, Anak Buruh Tani Ini Raih IPK Tertinggi di Universitas Jember

Riki Ariyanto 4 Sep 2019, 08:54
Erwinda Viantasari meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna di Universitas Jember (foto/int)
Erwinda Viantasari meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna di Universitas Jember (foto/int)

RIAU24.COM -  Rabu 4 September 2019, Erwinda Viantasari meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) nyaris sempurna yaitu 3,92. Sehingga Erwinda ditetapkan sebagai peraih IPK tertinggi di wisuda Universitas Jember (Unej), periode I tahun akademik 2019-2010.

Erwinda Viantasari meraih IPK nyaris sempurna, yakni 3,92 dan lulus dari Program Studi Pendidikan Matematika. Dilansir dari Kumparan, Mahasiswi asal Bangorejo, Banyuwangi ini anak dari Pairin dan Siti Atiqah yang merupakan buruh tani.

zxc1

Erwinda menempuh pendidikan sangat berat, bahkan ia nyaris meninggalkan bangku pendidikan usai lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP) karena kesulitan biaya.

Lantaran prestasinya yang cemerlang, guru-guru pun mendaftarkan Erwinda di SMA Negeri 1 Genteng. Prestasinya di bidang akademis meringankan jalannya. “Jadi selama sekolah di tingkat SMP hingga SMA saya selalu mendapatkan keringanan biaya karena berprestasi,” kata Winda, sebagaimana dilansir Humas dan Protokol Unej, Senin (2 Agustus 2019).

zxc2

Saat duduk di bangku SMA, Winda meraih juara pertama Olimpiade Teknologi Informasi dan Komunikasi di Kabupaten Banyuwangi. “Namun yang paling membekas adalah saat saya meraih juara dua lomba desain batik khas Banyuwangi, walau hanya dapat juara kedua tetapi desain batik karya saya menjadi batik resmi SMAN 1 Genteng hingga kini,” sebut Winda.

Winda pun akhirnya melanjutkan kuliah di Unej setelah memperoleh beasiswa Bidikmisi. Selama kuliah, dia meraih peringkat 10 besar di ajang Olimpiade Sains Nasional 2017 di Yogyakarta. Winda juga masuk dalam tim Olimpiade Nasional MIPA Universitas Jember 2019.

Gadis berjilbab ini menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 3 tahun, 9 bulan, dan 5 hari. Ia bercita-cita ingin menjadi guru. “Saya ingin mendidik anak-anak agar mampu meraih cita-citanya, terutama anak-anak yang kurang mampu seperti saya. Sebab, jika kita mau berusaha keras dan berdoa, maka tidak ada yang tak mungkin, insyaallah selalu ada jalan,” ujar Winda.