Menu

Jelang Reuni 212 Digelar, GP Ansor Malah Pertanyakan Hal ini

M. Iqbal 25 Nov 2019, 13:42
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Pada tanggal 2 Desember 2019 nanti, Persaudaraan Alumni 212 akan mengadakan Reuni 212  menggunakan tajuk Munajat dan Maulid Akbar #ReuniMujahid212. Kegiatan tersebut akan dimulai dengan Shalat Tahajud dan Subuh berjamaah.

Ketua Umum Gerakan Pemuda atau GP Ansor Yaqut Cholil Quomas mempertanyakan dalam konteks apa kegiatan reuni 212 tersebut.

"Itu pertemuan (reuni 212) untuk apa, konteksnya apa? Kalau memang konteksnya merayakan Maulid Nabi seperti malam ini oke oke saja," kata Yaqut dilansir Tempo.co, Senin, 25 November 2019.

zxc1

Dia mengatakan jika reuni 212 itu disiapkan untuk membawa tujuan yang lain, maka patut dipertanyakan apa motif kelompok itu. "Kalau reuni itu tujuannya lain, tanya lagi dong, ngapain mereka kumpul kumpul begitu," ujarnya.

Dia sendiri belum bisa membaca ke mana arah tujuan reuni 212 itu digelar lagi. Ia tak mempersoalkan jika memang tujuannya merayakan Maulid Nabi. "Tapi kalau (reuni ini) ada maksud lain seperti yang sudah sudah, seperti memberi tekanan politik, saya kira sudah tak relevan lagi," lanjutnya.

Yaqut menilai jika reuni itu membawa misi politik dalam acaranya tak relevan lagi, sebab segala pesta politik pun sudah selesai.
zxc2

"Kalau mereka mau memberi tekanan politik (dalam reuni nanti) atas nama apa? Mereka kemarin kan bisa (reuni) mengatasnamakan pilpres (pemilihan presiden) misalnya. Sekarang yang mereka dukung bagian pemerintah, lalu apa lagi?" katanya lagi.

Yaqut pun lantas mengandaikan jika reuni gerakan itu digelar demi menekan pemerintah agar bersedia memulangkan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab yang kini masih berada di Arab Saudi ke tanah air, hal itu juga dinilai Yaqut janggal.

"Lho pemerintah kan bukan yang menyuruh Habib Rizieq pergi (ke Arab), pergi pergi sendiri, kok mau pulang minta pemerintah yang memulangkan," ujar Yaqut. "Ya suruh Habib Rizieq pulang sendiri saja. Sederhana sebenarnya, jadi kalau (reuni 212) untuk itu tuntutannya, itu salah alamat lah," tuturnya.