Menu

Sumbar Disebut Toleransinya Rendah, Walikota Padang Meradang, Netizen: Pahlawan Banyak Orang Minangkabau

Riki Ariyanto 20 Dec 2019, 09:12
Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah yang bergelar Datuk Marajo meradang gara-gara disebut Sumatera Barat tingkat toleransinya rendah (foto/int)
Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah yang bergelar Datuk Marajo meradang gara-gara disebut Sumatera Barat tingkat toleransinya rendah (foto/int)

RIAU24.COM - Jumat 20 Desember 2019, Walikota Padang, Mahyeldi Ansharullah yang bergelar Datuk Marajo 'meradang'. Sebab politisi PKS ini ada terima kabar hasil survei menyebut Sumatera Barat (Sumbar) tingkat toleransinya rendah.

zxc1

Lewat akun facebooknya, Mahyeldi Ansharullah memberikan penjelasan. "Ada survey yang mengatakan Sumatera Barat tingkat toleransinya rendah, nyatanya di tengah mayoritas, minoritas bisa hidup nyaman dan berdampingan dalam kebersamaan. Di Kota Padang, Masjid Agung Nurul |man berada tak jauh dari beberapa Gereja, tak pernah ada perselisihan, rukun aman tentram. Itu tentang Toleransi. Kalau tentang cinta NKRI, sejarah menjadi bukti, satu demi satu Putera Puteri terbaik Minangkabau wafat dengan jiwa perjuangan yang menggelora. Api semangat membangun Bangsa sampai kini terus berkibar di dada kami. Kami yakin membela NKRI bagian dari kehidupan kami. Selamat Hari Bela Negara! Dari Minangkabau untuk Indonesia. #SumateraBarat," tulis Mahyeldi Ansharullah, Kamis malam (19 Desember 2019).

zxc2


Langsung saja netizen atau warganet memberikan komentarnya. @Ayu Sry Wahyuni: "Kata toleransi defenisinya sudah digeser, dibilang intoleran, karena di Padang, minoritas tidak dapat menguasai daerah seperti sektor ekonomi seperti halnya di kota Iain, orang minang tangguh."

@Febri Anto: "Dibawa santai saja pak wali..karena mereka itu yg punya survey adalah kelompok tololransi."

@Riska Arizon Saputra: "Tetap semangat kita orsng minang walaupun dibilang intoleran, dari sini makin kita buktikan, bahwa ranah minang santun untuk siapa saja."

@Afrizer Nurdin: "Saya warga kota padang sebagai saksinya. Demi Allah warga SumBar paling tinggi toleransinya. minoritas diSumbar aman, nyaman, bebas beraktifltas apa saja. Tidak ada perbedaan dlm mengurus ini itu. Semuanya sama dimata hukum."

@Yul Hasril: "Dibilang intoleran. Tetapi dijadikan rujukan pidato Pak Sjafruddin di Bukittinggi 19 Desember 1948 menjadi hari bela Negara."

@Wawanbalai: "Pahlawan perjuangan bangsa yang paling banyak adalah orang Minangkabau." (Riki)