Menu

Penilaian WNI di AS: Sikap Rasis Makin Kentara Sejak Donald Trump Berkuasa

Siswandi 2 Jun 2020, 10:03
Petugas Polisi di AS berjaga-jaga di Gedung Putih, saat aksi protes berlangsug di tempat itu Jumat akhir pekan kemarin. Foto: int
Petugas Polisi di AS berjaga-jaga di Gedung Putih, saat aksi protes berlangsug di tempat itu Jumat akhir pekan kemarin. Foto: int

RIAU24.COM -  Hingga sejauh ini, aksi unjuk rasa yang disertai kerusuhan, masih terjadi di berbagai kota di Amerika Serikat. Bahkan gara-gara aksi itu, Presiden Donald Trump dikabarkan sempat diungsikan ke bunker bawah tanah di Gedung Putih.

Menyikapi kondisi itu, wartawan senior asal Indonesia yang tinggal di kota Philadelphia, Amerika Serikat, Didi Prambadi menilai, sikap rasis yang terjadi di kalangan masyarakat AS mulai kentara sejak Trump berkuasa. 

"Sikap rasialis makin terasa di kalangan rakyat biasa sejak Trump berkuasa," ungkapnya, dalam wawancara bersama abcindonesia, yang dilansir viva, Selasa 2 Juni 2020. 

"Pernyataan yang dikeluarkan Trump selalu memberi angin bagi kaum supremasi putih. Dan menyudutkan warga kulit hitam dan minoritas," tambahnya. 

Seperti diketahui, aksi protes yang diwarnai kerusuhan yang terjadi sekarang, buntut dari tindakan polisi berkulit putih bernama Darek Chauvin di Kota Minneapolis. Darek yang terekam kamera, tampak menekan leher George dan membuatnya tidak bisa bernapas. George sebenarnya sempat memohon beberapa kali untuk dilepaskan karena dia tidak bisa bernapas, namun permohonannya itu tak pernah dipenuhi. 

Sebagai bentuk dari sikap Trump yang tidak konsisten, Dido mencontohkan sikap Presiden Trump yang awalnya mengatakan George Floyd patut diperlakukan dengan adil.

"Belakangan Trump bilang kalau perusuh masih marak, tembak saja. Ini seakan menyulut bensin lagi, makin tersulut dan tak terkendali," tambahnya. 

Dalam observasi Didi yang sudah tinggal lebih dari 20 tahun di Amerika Serikat, sikap rasialis masih terasa di kalangan rakyat biasa sejak Trump berkuasa, dengan adanya berbagai konflik di supermarket atau Mcdonald yang makin banyak.

"Olok-olok apalagi bullying makin menjadi-jadi. Warga kulit hitam yang merasa tertekan oleh putih, akhirnya balik menekan kalangan Asia dan China," katanya.

"Di kereta subway ada warga kulit hitam menyemprotkan cairan disinfektan ke penumpang Asia. Kulit hitam juga ada yang tidak mau duduk dekat warga Asia atau ada yg tak mau dilayani pelayan Asia," tambahnya. 

Didi tinggal yang mentap di Kota Philadelphia di negara bagian Pennsylvania menambahkan, gelombang protes dan kerusuhan di daerah itu sudah berlangsung selama beberapa hari terakhir.Sejauh ini menurut Didi, keadaan di kota tersebut cukup aman, setelah diberlakukan larangan keluar rumah dan juga diturunkannya ratusan polisi untuk menjaga keamanan.

"Sebenarnya tidak ada serangan fisik ke pihak tertentu. Mereka hanya menjarah toko-toko sepatu, pakaian. Mungkin memanfaatkan keadaan," ujarnya lagi. 

Trump Diamankan 
Sementara itu, Presiden Trump sendiri dikabarkan sempat diamankan ke ruang bawah tanah di Gedung Putih. Kondisi itu terjadi pada hari Jumat akhir pekan kemarin, ketika aksi protes massa bergerak menuju gedung yang menjadi pusat pemerintahan di Negara Paman Sam yang juga kediaman resmi presiden tersebut.

Dilansir ap, aksi protes pada hari Jumat tersebut membuat sistem peringatan keamanan di Gedung Putih ditingkatkan ke titik tertinggi. Hal ini merupakan yang pertama sekali terjadi sejak serangan 11 September tahun 2001 silam.

Sabtu kemarin, Presiden Trump di Twitter mengatakan jika para pengunjuk rasa berhasil memasuki halaman Gedung Putih mereka akan disambut dengan anjing penjaga yang paling galak. ***