Menu

Wakil Ketua DPR: Pemerintah Harus Buat Jaringan Internet Khusus Untuk Pelajar

Bisma Rizal 26 Jul 2020, 15:42
Wakil Ketua DPR: Pemerintah Harus Buat Jaringan Internet Khusus Untuk Pelajar (foto/int)
Wakil Ketua DPR: Pemerintah Harus Buat Jaringan Internet Khusus Untuk Pelajar (foto/int)

RIAU24.COM - JAKARTA- Kisah Dimas
Ibnu Alias, siswa kelas VII SMPN 1 Rembang, Jawa Tengah, mendapatkan perhatian dari Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad.

Menurut Dasco, perjuangan Dimas yang harus masuk sekolah karena tak mampu membeli telepon pintar atau smartphone harusnya menjadi masukan untuk Pemerintah. Untuk memberikan subsidi bagi orang tua tak mampu membeli smartphone.

zxc1

"Khusus untuk orang tua yang tidak mampu, pemerintah bisa mensubsidi dari dana pendidikan. Misalnya harga smartphone Rp1 juta, pemerintah subsidi 50 persen, sedangkan 50 persen dicicil orang tua selama 1-2 tahun melalui pogram PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional)," kata Dasco dalam keterangan tertulis, Minggu (26/7/2020).


Politisi Partai Gerindra ini juga menyarankan, pemerintah untuk memperhatikan beban biaya kuota internet yang harus ditanggung orang tua siswa. Karena, tidak semua Dia orang tua di Indonesia punya uang untuk membeli kuota internet.

zxc2

Namun bukan berarti, ia menyarankan,  pemerintah memberi uang tunai untuk pembelian paket data. Ia juga tak menyarankan pemerintah membelikan paket data untuk para siswa.

Dasco mengusulkan pemerintah membuat jaringan internet khusus untuk belajar di rumah. Jaringan ini hanya diperuntukkan untuk mengakses pembelajaran.


"Harus dibuatkan jaringan internet khusus, setiap murid diberikan ID untuk bisa masuk pada aplikasi belajar online. Orang tua tidak harus membeli kuota, tapi proses belajar mengajar anak-anak bisa terlaksana," ucapnya.

Hal ini agar Dimas dan kawan-kawannya dapat belajar online. Sebagaimana, Dimas harus belajar sendirian di sekolah saat teman-temannya belajar dari rumah selama masa pandemi karena orang tua Dimas tak mampu membeli smartphone untuk belajar di rumah.

Hal ini pun menjadi viral di media sosial. Dimas belajar di ruang kelas seorang diri menggunakan masker dan faceshield.

Dimas terpaksa harus pergi ke sekolah saat pandemi karena orang tuanya yang bekerja sebagai buruh dan nelayan tak mampu membeli ponsel pintar dan kuota untuk anaknya.