Ini Pelajaran yang Bisa Diambil Setelah Peristiwa Gerhana Bulan Total
RIAU24.COM - Gerhana bulan total baru saja terjadi. Puncaknya terjadi pada pukul 18.18 WIB, Rabu, 26 Mei 2021.
Bagi masyarakat dan peneliti, gerhana bulan total ini menjadi daya tarik tersendiri dikutip dari kompas.com.
Hal itu karena peristiwa ini dapat dijadikan pelajaran. Yang pertama karena singkatnya durasi gerhana bulan total. Salah satu peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN menuturkan jika super blood moon ini terjadi tak lebih dari 20 menit.
Atau tepatnya hanya terjadi 14 menit versi NASA, 11 menit versi Jean Meeus atau 18 Menit versi Robert Nufer. Alasannya karena jarak dari titik tengah bulan ke titik tengah umbra bumi jauh.
Yang kedua peristiwa ini terbilang langka lantaran terjadi 195 tahun sekali. Sekaligus bertepatan dengan hari raya Waisak.
Siklus ini dinamakan dengan saros. Artinya siklus gerhana yang terjadi sekitar 6585,3213 hari atau sekitar 18 tahun 11 hari, yang dapat digunakan untuk memprediksi gerhana bulan maupun gerhana matahari.
Dengan periodisitas 2 siklus saros ini, menjadikan fenomena yang terjadi hari ini merupakan kali kedua super blood moon bertepatan dengan Waisak di abad ke-21.
Kali pertama terjadi pada 16 Mei 2003 silam. Sementara di abad ke-19, super blood moon saat Waisak terjadi pada tahun 1808 dan 1826.
Untuk periode berikutnya, diprediksi bahwa kejadian gerhana bulan total berwarna merah yang bertepatan dengan Hari Raya Waisak ini akan kembali terjadi pada 2199 dan 2117.