Curah Hujan Tinggi dan Ombak Laut Besar, Abrasi Hantam Perkebunan di Desa Muntai
RIAU24.COM -BENGKALIS - Kondisi wilayah Kabupaten Bengkalis khususnya di pulau Bengkalis yang mengalami abrasi cukup luas setiap tahunnnya. Bahkan banyak perkebunan dan rumah masyarakat yang saat ini posisinya tak jauh dari laut akibat abrasi.
Tentunya hal tersebut jika tidak segera ditangani secara cepat dan tepat, maka akan berdampak negatif bagi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di pulau Bengkalis serta keutuhan daerah ini.
Bantuan dan perhatian Pemerintah Pusat, untuk membangun struktur bangunan pelindung pantai sangat kami harapkan ribuan masyarakat pulau Bengkalis yang berbatasan langsung dengan negara jiran malaysia.
Bantuan yang diharapkan seperti dinding pantai, pemecah gelombang sesuai dengan kondisi kawasan yang terkena abrasi atau lainnya. Begitu pula dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir, kegiatan pembangunan dan pengembangan desa serta kegiatan pengembangan dan kemudahan pengelolaan sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Bengkalis.
Kali ini, abrasi kembali menghantam bagian pesisir pantai yang menyebabkan perkebunan warga harus mengalami kerusakan, seperti yang terjadi di Jalan Parit Tugu Pusaka Desa Muntai Kecamatan Bantan Kabupaten Bengkalis sejak 15 November 2022 kemarin.
Hal tersebut disampakan kepala Desa Muntai M Nurin kepada Riau24.com, Senin 21 November 2022. Diungkapkan Nurin bahwa terjadinya abrasi pada hari Selasa 15 November 2022 lalu itu di jalan parit tugu dusun pusaka desa Muntai.
"Abrasi ini diakibatkan curah hujan yang tinggi dan ombak laut tinggi. Apalagi kondisi tanah gambut membuat perkebunan warga mengalami pecah pecah sehingga tidak bisa dilalui, apalagi untuk memanen hasil perkebunan,"ungkap M Nurin.
Menurut M Nurin lagi, sangat diharapkan adanya struktur pembangunan pelindung pantai yang betul betul kuat sehingga tidak terjadi lagi abrasi tersebut. Apalagi yang tinggal di pulau Bengkalis ada ribuan jiwa yang berbatasan langsung dengan negara jiran malaysia.
"Dengan melebarnya masalah abrasi ini, sehingga perbatasan laut Indonesia-Selat Melaka, pulau Bengkalis bertambah menjadi kecil. Contohnya, waktu dulu saat nelayan akan melaut itu bisa menempuh perjalanan selama 1 jam atau setengah jam. Tapi sekarang hanya hitungan menit sudah sampai,"ujarnya lagi.
"Abrasi yang terjadi saat ini adalag memutuskan jalan menuju perkebunan masyarakat. Kami pihak pemerintahan desa bersama Kapolsek Bantan dan camat Bantan juga sudah meninjau lokasi abrasi tersebut,"pungkasnya.