Menu

Pantun Butet Kertaredjasa yang Sindir Capres Selain PDIP Jadi Sorotan

Azhar 26 Jun 2023, 20:48
Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi tak senang dengan pantun yang disampaikan Butet Kertaredjasa di hari puncak Bulan Bung Karno (BBK) 2023 beberapa waktu lalu. Sumber: Gesuri
Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi tak senang dengan pantun yang disampaikan Butet Kertaredjasa di hari puncak Bulan Bung Karno (BBK) 2023 beberapa waktu lalu. Sumber: Gesuri

RIAU24.COM - Ketua DPP Partai Nasdem Effendi Choirie atau Gus Choi tak senang dengan pantun yang disampaikan Butet Kertaredjasa di hari puncak Bulan Bung Karno (BBK) 2023 beberapa waktu lalu.

Alasannya karena pantun yang disampaikan Butet tersebut hanya menyindir bakal calon presiden selain PDI Perjuangan dikutip dari rmol.id, Senin 26 Juni 2023.

Dia pun mempertanyakan predikat budayawan yang melekat di diri Butet. Menurutnya, seorang budayawan tidak bersikap partisan seperti seorang buzzer.

"Gak usah ditanggapi. Mungkin juga buzzer sehingga ucapannya bau alkohol politik," sebutnya.

Seniman yang masih orisinil biasanya mengkritik tanpa pandang bulu alias tidak pilih-pilih objek yang dikritiknya. Namun, dalam pantun di acara Bulan Bung Karno (BBK) 2023 Butet justru tak mengkritik PDIP.

"Seniman yang masih asli apalagi kalau kelasnya budayawan, ocehanya bisa datang dari hati nuraninya. Tujuan suaranya untuk mengkritik, untuk kebaikan. Kalau ocehan Butet ini kekuasaan," ujarnya.

Berikut pantun yang dibacakan Butet Kertaredjasa di hari puncak Bulan Bung Karno (BBK) 2023:

Di sini semangat meneruskan, di sana maunya perubahan. Oh begitulah sebuah persaingan. Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya, begitulah kalau otaknya pandir.

Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal. Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik.

Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan.