8 Tanda Gula Darah Tinggi, Sering Kesemutan hingga Mudah Haus
RIAU24.COM - Kadar gula darah yang tinggi jadi satu kondisi yang patut diperhatikan. Sayangnya, beberapa gejala gula darah tinggi justru sering disepelekan dan disalahartikan.
Kadar gula darah tinggi dikenal juga dengan istilah hiperglikemia. Ada dua jenis hiperglikemia, di antaranya adalah hiperglikemia puasa yang biasa terjadi pada orang dengan diabetes dan hiperglikemia postprandial atau setelah makan.
Kadar gula darah yang tinggi sendiri dapat menyebabkan kerusakan pada saraf, pembuluh darah, dan organ-organ penting lainnya.
"Tidak semua orang akan mengalami gejala yang sama, dan beberapa orang tidak mengalami gejala sama sekali," kata ahli diet Lori Zanini, RD, CDE, yang dikutip dari Everyday Health.
Seseorang dikatakan mengalami hiperglikemia jika kadar gula darah puasa lebih dari 125 mg/dL, atau lebih dari 180 mg/dL ketika dicek 2 jam setelah makan.
Gejala gula darah tinggi cenderung berkembang secara perlahan selama beberapa hari hingga minggu. Namun, terkadang tidak ada gejala yang timbul sampai kadar gula darah sangat tinggi. Oleh karena itu, penting untuk waspada, terutama jika termasuk dalam kelompok yang berisiko mengalami hiperglikemia, seperti pengidap diabetes hingga obesitas.
Berikut 8 tanda gula darah tinggi yang wajib diperhatikan:
1. Mudah Haus dan Lebih Sering Buang Air Kecil
Kedua kondisi ini merupakan tanda gula darah tinggi yang mungkin sering diabaikan. Menurut Zanini, lebih sering buang air kecil ini dikenal sebagai poliuria, yang terjadi saat glukosa menumpuk di dalam darah. Kondisi itu membuat ginjal harus bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan glukosa.
"Jika ginjal tidak dapat menjaga dan menyesuaikan gula darah sehingga kembali ke tingkat normal, kelebihan gula akan dikeluarkan dari tubuh melalui urine, dan mungkin mengalami dehidrasi dan pusing," jelasnya.
Banyak orang dengan gula darah tinggi yang tidak terkontrol merasa lebih lapar dari biasanya. Itu menandakan gejala yang disebut polifagia. Meski sudah makan lebih banyak, berat badan terus turun tanpa alasan. Ini bisa disebabkan kadar gula darah yang terlalu tinggi.
"Karena tubuh tidak mendapatkan energi dari sumber yang diinginkan, glukosa, maka tubuh harus beralih ke otot dan lemak" jelas Zanini.
"Saat tubuh mulai memecah otot dan lemak untuk menghasilkan energi, tubuh mengalami penurunan berat badan yang tidak disengaja dan tidak sehat. Selain perubahan berat badan dan nafsu makan, Anda mungkin merasakan kelemahan pada otot dan lebih sering terjatuh," tambah Emanuele.
3. Kelelahan Ekstrem
Gampang capek atau kelelahan ekstrem adalah gejala gula darah yang tidak terkontrol. Itu terjadi saat tubuh tidak memproses insulin dengan baik atau tidak memiliki jumlah insulin yang cukup. Gula akan tetap berada di dalam darah dan tidak masuk ke dalam sel tubuh untuk digunakan sebagai energi. Selain itu, sering buang air yang dialami saat gula darah tinggi menjadi faktor lain dari kelelahan ini.
4. Penglihatan Buram dan Sering Sakit Kepala
Pandangan yang buram atau agar kabur bisa jadi tanda gula darah tinggi. Gula darah yang tinggi bisa menyebabkan pembengkakan lensa di mata karena kebocoran cairan.
Hal ini mengubah bentuk lensa, sehingga tidak dapat fokus dengan baik dan menyebabkan penglihatan kabur. Emanuele mengatakan kondisi ini mungkin juga membuat kesulitan di tempat kerja, kesulitan mengemudi, dan sering sakit kepala.
5. Luka Cenderung Lebih Lama Sembuhnya
Tanda gula darah tinggi lainnya adalah luka, goresan, memar, atau luka lainnya sembuh lebih lambat. Diabetes menyebabkan kerusakan saraf dan mempengaruhi sirkulasi, terutama di bagian bawah tungkai dan kaki, yang dapat menunda penyembuhan karena aliran darah ke area tersebut tidak cukup.
Bahkan luka ringan pun lebih rentan terhadap infeksi, yang bisa menjadi sangat serius dan bahkan mengakibatkan amputasi pada kaki. Itu bisa menyebabkan drainase terlihat di kaus kaki atau bau tidak sedap jika mengalami tukak kaki.
6. Kesemutan dan Mati Rasa di Tangan-Kaki
Seperti disebutkan, gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kerusakan saraf yang disebut juga neuropati diabetik. Ini mungkin memicu sensasi kesemutan atau bahkan mati rasa di tangan dan kaki.
Beberapa orang juga mengalami nyeri pada tangan dan kaki yang seringkali lebih parah pada malam hari. Meskipun neuropati paling sering terjadi pada orang yang sudah lama mengidap diabetes, neuropati juga dapat terjadi pada siapa saja yang diabetesnya tidak terkontrol.
7. Perubahan Kulit
Orang dengan gula darah tinggi bisa mengalami gejala di bagian kulit. Area kulit lunak yang gelap dan tebal (acanthosis nigricans) dapat terbentuk di bagian belakang leher atau tangan, ketiak, wajah, atau area lainnya.
Zanini mengatakan itu bisa menjadi tanda resistensi insulin. Lepuh, infeksi, kekeringan, gatal, perubahan warna, dan kelainan pada kulit bisa menjadi tanda peringatan gula darah tinggi.
8. Gusi Bengkak atau Berdarah
Penyakit gusi adalah komplikasi diabetes. Hal ini dapat membuat diabetes lebih sulit dikendalikan, karena respons tubuh terhadap infeksi adalah melepaskan lebih banyak glukosa ke dalam aliran darah.
Air liur mengandung glukosa. Semakin banyak kandungannya, semakin banyak bakteri yang bergabung dengan makanan di mulut untuk membentuk plak dan menyebabkan penyakit gusi.
Gejalanya bisa berupa gusi merah atau radang pada awalnya. Jika tidak diatasi, penyakit ini dapat berkembang menjadi periodontitis, yang dapat menyebabkan gusi terlepas dari gigi, munculnya nanah atau bisul, atau bahkan gigi tanggal. ***