Rocky Gerung Peringatkan Prabowo: Indonesia akan Mirip 1998, Reformasi Bisa Terulang!

RIAU24.COM - Situasi saat ini disebut memiliki kesamaan dengan kondisi menjelang Reformasi 1998, terutama dalam aspek ekonomi dan politik yang dipenuhi dengan ketidakpastian.
Pengamat Politik Rocky Gerung memebrikan peringatakn kepada pemrintahan Prabowo Subianto terkait kondisi tersebut.
Akademisi tersebut menyoroti berbagai aspek yang menunjukkan kemiripan antara kabinet yang dipimpin Prabowo dan kondisi pada 1998.
Ia menyinggung jika impact yang dirasakan oleh Pemerintahan Prabowo Subianto saat ini adalah hasil dari kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah sebelumnya, yakni saat Indonesia dibawah kendali Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi.
“Jadi kita mau lihat sebetulnya apa kondisional yang bisa kita pakai sebagai penanda untuk menganalisis keadaan hari-hari ini. Jadi sangat mirip mengarah pada kondisi yang pernah kita alami di 1998 yang kita sebut sebagai Reformasi,” ungkap Rocky dalam kanal YouTube pribadinya @RockyGerungOfficial, Selasa, 11 Maret 2025.
“Keretakkan di dalam kabinet itu yang menyebabkan Reformasi di 1998. Ketidakpercayaan investor asing terhadap kondisi rupiah yang tiba-tiba menjadi Rp16.000 waktu itu menyebabkan capital outflow, menyebabkan bank-bank rush, kan itu semua kondisi yang disebabkan oleh kebijakan yang tidak terduga akan meledak.” jelasnya.
Situasi tersebut pada akhirnya membuat Presiden Soeharto mengundurkan diri, yang kemudian menjadi tonggak lahirnya Reformasi sebagai upaya pemulihan bangsa.
Rocky menegaskan bahwa ketidakstabilan politik dapat memengaruhi ekonomi, begitu pula sebaliknya.
“Dan kalau kita lihat keadaan hari ini tidak ada yang mengompori tagline Indonesia gelap kembali diviralkan bahkan dalam versi yang lebih menyeramkan. Jadi sebetulnya kita paham bahwa politik dan ekonomi itu, dia punya logika sendiri,” tambahnya.
“Jadi saling intervensi, saling menjalin antara ekonomi dan politik seperti hari-hari ini persis seperti yang berlangsung di 1998. Karena itu pengkondisian hari-hari ini memungkinkan kita untuk berteori bahwa ada masalah,” pungkasnya.
(***)