Menu

BPN Jelaskan Mengapa Ujian Nasional Bakal Dihapus

Siswandi 17 Mar 2019, 23:04
Sandiaga Uno dalam debat cawapres yang digelar Minggu 17 Maret 2019 malam tadi. Foto: int
Sandiaga Uno dalam debat cawapres yang digelar Minggu 17 Maret 2019 malam tadi. Foto: int

RIAU24.COM -  Calon Wakil Presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno menjanjikan akan menghapus Ujian Nasional (UN). Sebagai gantinya, pasangan calon Prabowo-Sandiaga bakal menerapkan konsep penelusuran minat dan bakat.

Dalam debat Pilpres yang baru saja usai digelar malam ini, Sandi juga menyatakan pihaknya akan menyelenggarakan sistem pendidikan yang tuntas dan berkualitas dan memfokuskan akhlakul karimah.

Terkait janji itu, Koordinator Juru Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Ledia Hanifa Amaliah, menyampaikan bahwa saat ini UN digunakan untuk pemetaan. Namun kenyataannya, justru selepas UN tidak ada pemetaannya.

"Bahkan 2018 soal ujian tidak berhubungan dengan apa yang dipelajari," ungkap Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, Minggu 17 Maret 2019.

Ditambahkannya, dalam sistem pendidikan, semestinya mendasarkan pada minat dan bakat. Sehingga sejak awal terpetakan kurikulum dan arah minat dan bakat Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan demikian, diharapkan anak didik bisa bergerak sebagai pekerja maupun pencipta lapangan kerja.

Selanjutnya untuk mengetahui kompetensi atau kualitas anak didik pihaknya menyerahkan kepada instansi pendidikan itu sendiri. "Diserahkan pada otonomi sekolah yang telah mengikuti proses akreditasi," tutup Anggota Komisi X DPR RI tersebut.

Dalam debat tadi, Sandi mengatakan pihaknya akan menghapus Ujian Nasional dan menggantinya dengan menggunakan sistem penelusuran minat bakat bagi para siswa untuk mengukur kemampuan dan keahlian mereka.

“Kami juga akan hapus UN, ini adalah salah satu sumber biaya tinggi dalam sistem pendidikan kita,” jelas Sandiaga.

Menurut dia, sistem Ujian Nasional tak memiliki nilai berkeadilan bagi para siswa.

Sedangkan, sistem penelusuran minat bakat dinilainya akan lebih aplikatif bagi peserta didik untuk mengarahkan kemampuan dan bakatnya.

“Untuk anak-anak di rumah Ujian Nasional tidak berkeadilan. Kita hapus dan diganti dengan penelusuran minat bakat. Ini aplikatif pada peserta didik. Mereka akan diarahkan sesuai kemampuan, seperti ekonomi kreatif,” ujarnya, dilansir republika.

Selain itu, pendidikan juga akan lebih terfokus pada pembangunan karakter budi pekerti. ***