Menu

Dari Mana Prabowo Dapatkan Uang untuk Jalankan Program Makan Siang Gratis?

Azhar 9 Nov 2023, 13:55
Bacapres Prabowo Subianto dan Bacawapres Gibran Rakabuming. Sumber: detik.com
Bacapres Prabowo Subianto dan Bacawapres Gibran Rakabuming. Sumber: detik.com

RIAU24.COM - Guru Besar Ekonomi Politik dari IPB University, Prof Didin S Damanhuri mengungkit sumber dana program makan siang gratis yang diusung Prabowo Subianto.

"Itu dananya dari mana? Apalagi dia sampaikan anggarannya sekitar Rp450 triliun. APBN setelah dipotong bunga dan utang sebesar Rp1.000 triliun, sisanya hanya Rp2.000 triliun," sebutnya dikutip dari inilah.com, Kamis 9 November 2023.

"Belum untuk anggaran kesehatan, pendidikan dan belanja modal. Ide bagus, eksekusinya belum clear," ujarnya.

Jika tidak terealisasi, dia menganggap program makan gratis tersebut masuk kategori program populis alias hanya untuk menarik simpati atau dukungan, tanpa perlu susah-susah merealisasikannya.

"Terus dibilang nanati akan menghidupkan perekonomian di daerah. Para petani berasnya dibeli. Para ibu di daerah bisa menjadi tukang masak. Iya, betul, itu bagus. Tapi, bagaimana kontrol, sistem distribusi atau delivery-nya. Jangan sampai, program yang mulia itu, menjadi sumber kebocoran baru," sebutnya.

Meskipun seperti itu, dia tak lupa mengapresiasi beberapa visi ekonomi Prabowo.

"Misalnya, Pak Prabowo mendorong kemandirian pangan, kemandirian energi dan kemajuan industri. Dia ingin Indonesia menjadi negara kuat yang bisa menolong negara lain. Ya, bagus semua. tapi eksekusinya, bagaimana," tanyanya.

Pujian diberikan karena Prabowo memuji Presiden Jokowi yang dianggap berhasil meletakkan fondasi ekonomi yang kuat.

Serta konsisten menjalankan ekonomi Pancasila, bukan neolib. Sehingga fase Jokowi ini layak untuk dilanjutkan.

"Sehingga Prabowo akan melanjutkan hilirisasi secara masif demi menjadikan Indonesia sebagai negara industri. Lagi-lagi masalahnya soal eksekusinya bagaimana? Itu saja sih," sebutnya.

Menurutnya membuat konsep memang sangat mudah, tapi yang tersulit adalah mewujudkannya.

Sudah banyak terjadi calon pemimpin umbar janji, tapi kenyataanya nihil implementasi.

Salah satunya ketika Prabowo menyebut Indonesia punya 20 juta hektare rawa yang bisa dimanfaatkan sebagai sawah.

Namun, merubah rawa menjadi sawah, tidak semudah seperti yang dibayangkan.